tag:blogger.com,1999:blog-63441484109685342892024-03-14T05:18:29.961-07:00FAI UNISMA MALANGUnknownnoreply@blogger.comBlogger108125tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-74761024174402717852019-01-08T16:26:00.002-08:002019-01-08T16:26:46.961-08:00Bahan Kuliah Ulumul HadisBerikut ini adalah bahan materi perkuliahan MK Ulumul Hadis yang disampaikan pada program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Program studi Ahwal al-Syahshiyah (AS) pada Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang.<br />
Bahan materi perkuliahan ini diunggah dalam format ppt. Bagi mahasiswa yang menginginkan materi ini silahkan di download pada link yang tersedia. Terimakasih.<br />
<br />
1. Kedudukan dan Fungsi Hadis. Klik <a href="http://www.mediafire.com/file/nhj7r9r25vb8vda/BAB-2+Fungsi+dan+Kedudukan+Hadis.pptx">Di Sini </a><br />
2. Hadis Pra Kodifikasi Klik <a href="http://www.mediafire.com/file/390em9mzwq2kntc/BAB-3+Hadis+Pra+Kodifikasi.pptx">Di Sini</a><br />
3. Hadis Pasca Kodifikasi Klik <a href="http://www.mediafire.com/file/lxt2e3gox9alisk/BAB-4+Hadis+Pasca+Kodifikasi.pptx">Di Sini</a><br />
4. Cabang-cabang Ilmu Hadis Klik <a href="http://www.mediafire.com/file/9aow673aytdhq5q/BAB-6+Cabang+Ulumul+Hadis.pptx">Di Sini</a><br />
5. Hadis Shohih Klik <a href="http://www.mediafire.com/file/a98wnd19gx1oa48/BAB-9+Hadis+Shahih.pptx">Di Sini</a><br />
6. Hadis Maudhu' Klik <a href="http://www.mediafire.com/file/j3ji8g72olget11/BAB-11+Hadis+Maudlu%27.pptx">Di Sini</a><br />
7. Gerakan Inkar al Sunnah Klik <a href="http://www.mediafire.com/file/qt5z7aofw768m66/BAB-13+Faham+Inkarussunnah.pptx">Di sini</a><br />
8. Ilmu Jarh Wa Ta'dil Klik <a href="http://www.mediafire.com/file/3y22ddu5yyf93c3/BAB-14+Ilmu+Jarh+Wa+Tadil.pptx">Di Sini</a><br />
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-82625686008523485782016-11-18T16:25:00.002-08:002016-11-18T16:28:27.966-08:00Download Bahan MK Metodologi PenelitianBerikut ini adalah Bahan Kuliah untuk Mata Kuliah Metodologi Penelitian semester V ABC program Studi PAI
File diekstrak dalam bentuk winrar, dan dipassword. untuk membuka password silahkan menanyakan pada dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian.
Berikut ini adalah Link Downloadnya : <a href="http://www.mediafire.com/file/uwpqj6s1prw69jb/Bahan+Kuliah+Metpen+V+ABC.rar">Di Sini</a>
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-44462694104329301862016-11-18T16:25:00.001-08:002016-11-18T16:26:53.343-08:00Berikut ini adalah Bahan Kuliah untuk Mata Kuliah Metodologi Penelitian semester V ABC program Studi PAI
File diekstrak dalam bentuk winrar, dan dipassword. untuk membuka password silahkan menanyakan pada dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian.
Berikut ini adalah Link Downloadnya : <a href="http://www.mediafire.com/file/uwpqj6s1prw69jb/Bahan+Kuliah+Metpen+V+ABC.rar">Di Sini</a>
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-82934660413012189592016-11-06T22:05:00.001-08:002016-11-06T22:13:56.026-08:00Download MK Metodologi Studi IslamBagi Mahasiswa Semester I Program Studi Pendidikan Agama islam dan Ahwal al Syahshiyyah berikut ini adalah Link MK untuk MSI. Ada 3 varian file yang bisa didownload, Dalam bentuk Pdf, Powerpoint dan Winrar. Silahkan didownload link-link berikut ini :</p>
<a href="http://www.mediafire.com/file/s1amrj294v3qboq/MSI-Power+Point.pdf">Link Pdf</a>--- 20 MB</p>
<a href="http://www.mediafire.com/file/f8ulyem13i90zwm/MSI+2016.ppt">Link Ppt</a>--- 6 MB</p>
<a href="http://www.mediafire.com/file/97tkt4gfvutz1lq/MSI+2016.rar">Link Winrar</a>--- 6 MB
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-86378611424015929632014-06-25T23:59:00.003-07:002014-06-26T00:01:02.547-07:00Contoh Artikel Untuk Jurnal Ilmiah MahasiswaDiumumkan kepada seluruh mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang semua Program Studi yang pada semester genap 2013-2014 ini akan, sedang dan telah menyelesaikan ujian skripsi, harap menyusun penulisan artikel yang akan diterbitkan oleh pihak fakultas menjadi Jurnal Ilmiah Mahasiswa.
<span class="fullpost"><br /><br />Jurnal ilmiah ini adalah salah satu dari beberapa persyaratan penting lainnya dalam penyelesaian studi di Kampus Unisma dan menjadi persyaratan untuk diterbitkannya Yudisium mahasiswa yang akan mengikuti wisuda sarjana tahun akademik 2013-2014 sekitar bulan September 2014.<br /><br />Dalam rangka persamaan persepsi dan ketertiban dalam penyusunan sistematika artikel, maka berikut ini akan kami lampirkan naskah Contoh Artikel Ilmiah Mahasiswa. File kami unggah di Mediafire karena tidak memerlukan kode verifikasi dan hal-hal ribet lainnya.<br /><br />Berikut adalah file yang kami maksud, silahkan di <a href="http://www.mediafire.com/download/gie7p3qqnlckcex/CONTOH+ARTIKEL+ILMIAH.doc">DOWNLOAD</a><br />
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-39729801688028277892014-05-05T00:43:00.000-07:002014-05-05T00:50:37.618-07:00Daftar Judul Skripsi dan Pembimbing Mhs. Peningkatan Kualifikasi Guru<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">Pemberitahuan
untuk temen2 mahasiswa peningkatan kualifikasi angkatan 2011 yang telah
mengajukan judul skripsi. Berikut ini daftar judul skripsi yang telah
disetujui berikut dosen pembimbingnya masing-masing. <span class="fullpost">Untuk download
filex silahkan klik DISINI... <a href="http://www.mediafire.com/view/5bpk5h5evdg0h7h/PEMBIMBING_SKRIPSI_angk.2011.pdf" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://www.mediafire.com/view/<wbr></wbr>5bpk5h5evdg0h7h/<wbr></wbr>PEMBIMBING_SKRIPSI_angk.2011.pd<wbr></wbr>f</a><br /> <br />
Bagi yang telah mengajukan kembali judul skripsi yang sebelumnya belum
diterima, untuk pengumumannya tunggu informasi berikutnya. Tks.</span> </span><br />
<span class="fullpost"><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-39216589276666137142012-11-04T17:48:00.001-08:002012-11-04T17:58:14.018-08:00PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENURUT TEORI VAN HIELE<br>Oleh : Ika Ratih Sulistiani </br>
Abstrak :</br>
Suatu karakteristik tahap berpikir Van Hiele adalah bahwa kecepatan untuk berpindah dari satu tahap ke tahap berikutnya lebih banyak dipengaruhi oleh aktifitas dalam pembelajaran.
<span class="fullpost">
Dengan demikian, pengorganisasian pembelajaran, isi, dan materi merupakan faktor penting dalam pembelajaran, selain guru juga memegang peran penting dalam mendorong kecepatan berpikir siswa melalui suatu tahapan. Tahap berpikir yang lebih tinggi hanya dapat dicapai melalui latihan-latihan yang tepat bukan melalui ceramah semata. Dalam perkembangan berpikir, van Hiele (dalam Clements dan Battista, 1992:436) menekankan pada peran siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara aktif. Siswa tidak akan berhasil jika hanya belajar dengan menghapal fakta-fakta, nama-nama atau aturan-aturan, melainkan siswa harus menentukan sendiri hubungan-hubungan saling Keterkaitan antara konsep-konsep geometri daripada proses-proses geometri.</br>
Pendahuluan</br>
Di antara berbagai cabang matematika, geometri menempati posisi yang paling memprihatinkan. Kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar geometri terjadi mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Kesulitan belajar ini menyebabkan pemahaman yang kurang sempurna terhadap konsep-konsep geometri yang pada akhirnya akan menghambat proses belajar geometri selanjutnya.</br>
Teori van Hiele yang dikembangkan oleh Pierre Marie van Hiele dan Dina van Hiele-Geldof sekitar tahun 1950-an telah diakui secara internasional (Martin dalam Abdussakir, 2003:34) dan memberikan pengaruh yang kuat dalam pembelajaran geometri sekolah. Uni Soviet dan Amerika Serikat adalah contoh negara yang telah merubah kurikulum geometri berdasar pada teori van Hiele (Anne, 1999). Pada tahun 1960-an, Uni Soviet telah melakukan perubahan kurikulum karena pengaruh teori van Hiele (Anne, 1999). Sedangkan di Amerika Serikat pengaruh teori van Hiele mulai terasa sekitar permulaan tahun 1970-an (Burger & Shaughnessy, 1986:31 dan Crowley, 1987:1). Sejak tahun 1980-an, penelitian yang memusatkan pada teori van Hiele terus meningkat (Gutierrez, 1991:237 dan Anne, 1999).</br>
Penerapan teori Van Hiele diyakini dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dalam geometri. Hal ini disebabkan karena teori Van Hiele lebih menekankan pada pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap berpikir siswa.</br>
Geometri menempati posisi khusus dalam kurikulum matematika karena banyaknya konsep-konsep yang termuat di dalamnya. Dari sudut pandang psikologi, geometri merupakan penyajian abstraksi pengalaman visual dan spasial, misalnya bidang, pola, pengukuran dan pemetaan. Sedangkan dari sudut pandang matematik, geometri menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan masalah, misalnya gambar-gambar, diagram, sistem koordinat, vektor, dan transformasi. Geometri juga merupakan sarana untuk mempelajari struktur matematika (Burger & Culpepper, 1993:140).</br>
Tujuan pembelajaran geometri adalah agar siswa memperoleh rasa percaya diri mengenai kemampuan matematikanya, menjadi pemecah masalah yang baik, dapat berkomunikasi secara matematik, dan dapat bernalar secara matematik (Bobango, 1992:148). Sedangkan Budiarto (2000:439) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran geometri adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, mengembangkan intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi yang lain, dan dapat membaca serta menginterpretasikan argumen-argumen matematik. </br>
Tingkat kognitif menurut Van Hiele</br>
Dua tokoh pendidikan matematika dari Belanda, yaitu Pierre Van Hiele dan isterinya, Dian Van Hiele-Geldof, pada tahun-tahun 1957 sampai 1959 mengajukan suatu teori mengenai proses perkembangan yang dilalui siswa dalam mempelajari geometri. Dalam teori yang mereka kemukakan, mereka berpendapat bahwa dalam mempelajari geometri para siswa mengalami perkembangan kemampuan berpikir melalui tahap-tahap tertentu. </br>
Teori van Hiele mempunyai karakteristik, yaitu (1) tahap-tahap tersebut bersifat hirarki dan sekuensial, (2) kecepatan berpindah dari tahap ke tahap berikutnya lebih bergantung pada pembelajaran, dan (3) setiap tahap mempunyai kosakata dan sistem relasi sendiri-sendiri (Anne, 1999). Burger dan Culpepper (1993:141) juga menyatakan bahwa setiap tahap memiliki karakteristik bahasa, simbol dan metode penyimpulan sendiri-sendiri.</br>
Clements & Battista (1992:426-427) menyatakan bawa teori van Hiele mempunyai karaketristik, yaitu (1) belajar adalah proses yang tidak kontinu, terdapat “lompatan” dalam kurva belajar seseorang, (2) tahap-tahap tersebut bersifat terurut dan hirarki, (3) konsep yang dipahami secara implisit pada suatu tahap akan dipahami secara eksplisit pada tahap berikutnya, dan (4) setiap tahap mempunyai kosakata sendiri-sendiri. Crowley (1987:4) menyatakan bahwa teori van Hiele mempunyai sifat-sifat berikut (1) berurutan, yakni seseorang harus melalui tahap-tahap tersebut sesuai urutannya; (2) kemajuan, yakni keberhasilan dari tahap ke tahap lebih banyak dipengaruhi oleh isi dan metode pembelajaran daripada oleh usia; (3) instrinsik dan ekstrinsik, yakni obyek yang masih kurang jelas akan menjadi obyek yang jelas pada tahap berikutnya; (4) kosakata, yakni masing-masing tahap mempunyai kosakata dan sistem relasi sendiri; dan (5) mismacth, yakni jika seseorang berada pada suatu tahap dan tahap pembelajaran berada pada tahap yang berbeda. Secara khusus yakni jika guru, bahan pembelajaran, isi, kosakata dan lainnya berada pada tahap yang lebih tinggi daripada tahap berpikir siswa.</br>
Tahapan berpikir atau tingkat kognitif yang dilalui siswa dalam pembelajaran geometri, menurut Van Hiele adalah sebagai berikut:</br>
Level 0. Tingkat Visualisasi </br>
Tingkat ini disebut juga tingkat pengenalan. Pada tingkat ini, siswa memandang sesuatu bangun geometri sebagai suatu keseluruhan (wholistic). Pada tingkat ini siswa belum memperhatikan komponen-komponen dari masing-masing bangun. Dengan demikian, meskipun pada tingkat ini siswa sudah mengenal nama sesuatu bangun, siswa belum mengamati ciri-ciri dari bangun itu. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa tahu suatu bangun bernama persegipanjang, tetapi ia belum menyadari ciri-ciri bangun persegipanjang tersebut.</br>
Level 1. Tingkat Analisis </br>
Tingkat ini dikenal sebagai tingkat deskriptif. Pada tingkat ini siswa sudah mengenal bangun-bangun geometri berdasarkan ciri-ciri dari masing-masing bangun. Dengan kata lain, pada tingkat ini siswa sudah terbiasa menganalisis bagian-bagian yang ada pada suatu bangun dan mengamati sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur-unsur tersebut </br>
Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa suatu bangun merupakan persegipanjang karena bangun itu “mempunyai empat sisi, sisi-sisi yang berhadapan sejajar, dan semua sudutnya siku-siku”</br>
Level 2. Tingkat Abstraksi </br>
Tingkat ini disebut juga tingkat pengurutan atau tingkat relasional. Pada tingkat ini, siswa sudah bisa memahami hubungan antar ciri yang satu dengan ciri yang lain pada sesuatu bangun. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa jika pada suatu segiempat sisi-sisi yang berhadapan sejajar, maka sisi-sisi yang berhadapan itu sama panjang. Di samping itu pada tingkat ini siswa sudah memahami perlunya definisi untuk tiap-tiap bangun. Pada tahap ini, siswa juga sudah bisa memahami hubungan antara bangun yang satu dengan bangun yang lain. Misalnya pada tingkat ini siswa sudah bisa memahami bahwa setiap persegi adalah juga persegipanjang, karena persegi juga memiliki ciri-ciri persegipanjang.</br>
Level 3. Tingkat Deduksi Formal </br>
Pada tingkat ini siswa sudah memahami peranan pengertian-pengertian pangkal, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan terorema-teorema dalam geometri. Pada tingkat ini siswa sudah mulai mampu menyusun bukti-bukti secara formal. Ini berarti bahwa pada tingkat ini siswa sudah memahami proses berpikir yang bersifat deduktif-aksiomatis dan mampu menggunakan proses berpikir tersebut.</br>
Level 4. Tingkat Rigor </br>
Tingkat ini disebut juga tingkat metamatis. Pada tingkat ini, siswa mampu melakukan penalaran secara formal tentang sistem-sistem matematika (termasuk sistem-sistem geometri), tanpa membutuhkan model-model yang konkret sebagai acuan. Pada tingkat ini, siswa memahami bahwa dimungkinkan adanya lebih dari satu geometri.
Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa menyadari bahwa jika salah satu aksioma pada suatu sistem geometri diubah, maka seluruh geometri tersebut juga akan berubah. Sehingga, pada tahap ini siswa sudah memahami adanya geometri-geometri yang lain di
samping geometri Euclides.</br>
Menurut Van Hiele, semua anak mempelajari geometri dengan melalui tahap-tahap tersebut, dengan urutan yang sama, dan tidak dimungkinkan adanya tingkat yang diloncati. Akan tetapi, kapan seseorang siswa mulai memasuki suatu tingkat yang baru tidak selalu sama antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.
Selain itu, menurut Van Hiele, proses perkembangan dari tahap yang satu ke tahap berikutnya terutama tidak ditentukan oleh umur atau kematangan biologis, tetapi lebih bergantung pada pengajaran dari guru dan proses belajar yang dilalui siswa.
Implementasi Teori Van Hiele Dalam Pembelajaran </br>
Untuk meningkatkan suatu tahap berpikir ke tahap berpikir yang lebih tinggi Van Hiele mengajukan pembelajaran yang melibatkan 5 fase (langkah), yaitu ; informasi (information), orientasi langsung (directed orientation), penjelasan (explication), orientasi bebas (free orientation), dan integrasi (integration).</br>
Fase 1 (Inkuiri/Informasi)</br>
Dengan tanya jawab antara guru dengan siswa, disampaikan konsep-konsep awal tentang materi yang akan dipelajari. Guru mengajukan informasi baru dalam setiap pertanyaan yang dirancang secermat mungkin agar siswa dapat menyatakan kaitan konsep-konsep awal dengan materi yang akan dipelajari. Bentuk pertanyaan diarahkan pada konsep yang telah dimiliki siswa, misalnya Apa itu garis yang sejajar? Apa itu garis yang sama panjang?Apa itu sudut yang sehadap, sepihak, dan bersebrangan? Apa itu segiempat? dan seterusnya.</br>
Informasi dari tanya jawab tersebut memberikan masukan bagi guru untuk menggali tentang perbendaharaan bahasa dan interpretasi atas konsepsi-konsepsi awal siswa untuk memberikan materi selanjutnya, dipihak siswa, siswa mempunyai gambaran tentang arah belajar selanjutnya.</br>
Fase 2 (Orientasi Berarah)</br>
Sebagai refleksi dari fase 1, siswa meneliti materi pelajaran melalui bahan ajar yang dirancang guru. Guru mengarahkan siswa untuk meneliti objek-objek yang dipelajari. Kegiatan mengarahkan merupakan rangkaian tugas singkat untuk memperoleh respon-respon khusus siswa. Misalnya, guru meminta siswa mengamati gambar yang ditunjukkan berupa macam-macam segiempat.</br>
Siswa diminta mengelompokkan jenis segiempat, sesuai dengan jenisnya, setelah itu menjiplak dan menggambarkan macam-macam segiempat dengan berbagai ukuran yang ditentukan sendiri pada kertas dengan mengunakan media alat tulis. Kemudian menempelkan pada buku masing-masing. Aktivitas belajar ini bertujuan untuk memotivasi siswa agar aktif mengeksplorasi objek-objek (sifat-sifat bangun yang dipelajari) melalui kegiatan seperti mengukur sudut, melipat, menentukan panjang sisi untuk menemukan hubungan sifat-sifat dari bentuk bangun-bangun tersebut. Fase ini juga bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing eksplorasi siswa sehingga menemukan konsep-konsep khusus dari bangun-bangun geometri.</br>
Fase 3 (Uraian)</br>
Pada fase ini, siswa diberi motivasi untuk mengemukakan pengalamannya tentang struktur bangun yang diamati dengan menggunakan bahasanya sendiri. Sejauh mana pengalamannya bisa diungkapkan, mengekspresikan dan merubah atau menghapus pengetahuan intuitif siswa yang tidak sesuai dengan struktur bangun yang diamati.
Pada fase pembalajaran ini, guru membawa objek-objek (ide-ide geometri, hubungan-hubungan, pola-pola dan sebagainya) ke tahap pemahaman melalui diskusi antar siswa dalam menggunakan ketepatan bahasa dengan menyatakan sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun-bangun yang dipelajari.</br>
Fase 4 (Orientasi Bebas)</br>
Pada fase ini siswa dihadapkan dengan tugas-tugas yang lebih kompleks. Siswa ditantang dengan situasi masalah kompleks. Siswa diarahkan untuk belajar memecahkan masalah dengan cara siswa sendiri, sehingga siswa akan semakin jelas melihat hubungan-hubungan antar sifat-sifat suatu bangun. Jadi siswa ditantang untuk mengelaborasi sintesis dari penggunaan konsep-konsep dan relasi-relasi yang telah dipahami sebelumnya.</br>
Fase pembelajaran ini bertujuan agar siswa memperoleh pengalaman menyelesaikan masalah dan menggunakan strategi-strateginya sendiri. Peran guru adalah memilih materi dan masalah-masalah yang sesuai untuk mendapatkan pembelajaran yang meningkatkan perolehan berbagai performansi siswa.</br>
Fase 5 (Integrasi)</br>
Pada fase ini, guru merancang pembelajaran agar siswa membuat ringkasan tentang kegiatan yang sudah dipelajari (pengamatan-pengamatan, membuat sintesis dari konsep-konsep dan hubungan-hubungan baru). Tujuan kegiata belajar fase ini adalah menginterpretasikan pengetahuan dari apa yang telah diamati dan didiskusikan. Peran guru adalah membantu pengiterpretasian pengetahuan siswa dengan meminta siswa membuat refleksi dan mengklarifikasi pengetahuan geometri siswa, serta menguatkan tekanan pada penggunaan struktur matematika.</br>
C. Pengalaman Belajar Sesuai Tahap Berpikir van Hiele </br>
Tingkat berpikir siswa dalam belajar geometri menurut teori van Hiele banyak bergantung pada isi dan metode pembelajaran. Oleh sebab itu, perlu disediakan aktivitas-aktivitas yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa. Siswa SMP/MTs pada umumnya sudah sampai pada tahap berpikir deduksi informal. Hal ini sesuai dengan pendapat van de Walle (1990:270) yang menyatakan bahwa sebagian besar siswa SMP/MTs berada pada antara tahap 0 (visualisasi) sampai tahap 2 (deduksi informal).
Berikut ini dijelaskan aktivitas-aktivitas yang dapat digunakan untuk tiga tahap pertama yaitu tahap 0 (visualisasi), tahap 1 (analisis), dan tahap 2 (deduksi informal) (Crowley, 1987:7–12).</br>
1. Aktivitas tahap 0 (visualisasi)</br>
Pada tahap 0 (visualisasi) ini, siswa diharapkan dapat memperhatikan bangun-bangun geometri berdasarkan penampilan fisik sebagai suatu keseluruhan. Aktivitas untuk tahap ini sebagai berikut:</br>
a. Memanipulasi, mewarna, melipat, dan mengkonstruk bangun-bangun geometri.
b. Mengidentifikasi bangun atau relasi geometri dalam suatu gambar sederhana, dalam kumpulan potongan bangun, blok-blok pola atau alat peraga yang lain, dalam berbagai orientasi, melibatkan objek-objek fisik lain dalam kelas, rumah, foto, tempat luar, dan dalam bangun yang lain.
c. Membuat bangun dengan menjiplak gambar pada kertas bergaris, menggambar bangun dan mengkonstruk bangun.
d. Mendeskripsikan bangun-bangun geometri dan mengkonstruk secara verbal menggunakan bahasa baku atau tidak baku, misalnya kubus “seperti kotak”.
e. Mengerjakan masalah yang dapat dipecahkan dengan menyusun, mengukur dan menghitung.</br>
2. Aktivitas tahap 1 (analisis)</br>
Pada tahap ini, siswa diharapkan dapat menyebutkan sifat-sifat bangun geometri. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
a. Mengukur, mewarna, melipat, memotong, memodelkan dan menyusun dalam urutan tertentu untuk mengidentifikasi sifat-sifat dan hubungan geometri lainnya.
b. Mendeskripsikan kelas suatu bangun sesuai dengan sifat-sifatnya.
c. Membandingkan bangun-bangun berdasarkan karakteristik sifat-sifatnya.
d. Mengidentifikasi dan menggambar bangun yang diberikan secara verbal atau diberikan sifat-sifatnya secara tertulis.
e. Mengidentifikasi bangun berdasarkan visual.
f. Membuat suatu aturan dan generalisasi secara empirik (berdasarkan beberapa contoh yang dipelajari).
g. Mengidentifikasi sifat-sifat yang dapat digunakan untuk mencirikan atau mengkontraskan kelas-kelas bangun yang berbeda.
h. Menemukan sifat-sifat objek yang tidak dikenal.
i. Menemukan dan menggunakan kata-kata atau simbol-simbol yang sesuai.
j. Menyelesaikan masalah geometri yang dapat mengarahkan untuk mengetahui dan menemukan sifat-sifat suatu gambar, relasi geometri atau pendekatan berdasarkan wawasan.</br>
3. Aktivitas tahap 2 (deduksi informal)</br>
Pada tahap ini, siswa diharapkan mampu mempelajari keterkaitan antara sifat-sifat dari bangun-bangun geometri yang dibentuk. Aktivitas siswa untuk tahap ini dijelaskan sebagai berikut:
a. Mempelajari hubungan yang telah dibuat pada tahap 1, membuat inklusi, dan membuat implikasi.
b. Mengidentifikasi sifat-sifat minimal yang menggambarkan suatu bangun.
c. Membuat dan menggunakan definisi.
d. Mengikuti argumen-argumen informal.
e. Mengajukan argumen informal.
f. Mengikuti argumen deduktif, mungkin dengan menyisipkan langkah-langkah yang kurang.
g. Memberikan lebih dari suatu pendekatan atau penjelasan.
h. Melibatkan kerjasama dan diskusi yang mengarah pada pernyataan dan konversi.
i. Menyelesaikan masalah yang menekankan pada pentingnya sifat-sifat gambar dan saling keterhubungannya.</br>
Van de Walle (1990:270) membuat deskripsi aktivitas yang lebih sederhana dibandingkan dengan deskripsi yang dibuat Crowley. Menurut Van de Walle aktivitas pembelajaran untuk masing-masing tiga tahap pertama adalah:</br>
1. Aktivitas tahap 0 (visualisasi)</br>
Aktivitas siswa pada tahap ini antara lain:
a. Melibatkan penggunaan model fisik yang dapat digunakan untuk memanipulasi.
b. Melibatkan berbagai contoh bangun-bangun yang bervariasi dan berbeda sehingga sifat yang tidak relevan dapat diabaikan.
c. Melibatkan kegiatan memilih, mengidentifikasi dan mendeskripsikan berbagai bangun, dan
d. Menyediakan kesempatan untuk membentuk, membuat, menggambar, menyusun atau menggunting bangun.</br>
2. Aktivitas tahap 1 (analisis)</br>
Aktivitas siswa pada tahap ini antara lain:
a. Menggunakan model-model pada tahap 0, terutama model-model yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan berbagai sifat bangun.
b. Mulai lebih menfokuskan pada sifat-sifat dari pada sekedar identifikasi.
c. Mengklasifikasi bangun berdasar sifat-sifatnya berdasarkan nama bangun tersebut.
d. Menggunakan pemecahan masalah yang melibatkan sifat-sifat bangun.</br>
3. Aktivitas tahap 2 (deduksi informal)</br>
Aktivitas siswa pada tahap ini antara lain:
a. Melanjutkan pengklasifikasian model dengan fokus pada pendefinisian sifat, membuat daftar sifat dan mendiskusikan sifat yang perlu dan cukup untuk kondisi suatu bangun atau konsep.
b. Memuat penggunaan bahasa yang bersifat deduktif informal, misalnya semua, suatu, dan jika – maka, serta mengamati validitas konversi suatu relasi.
c. Menggunakan model dan gambar sebagai sarana untuk berpikir dan mulai mencari generalisasi atau kontra contoh.</br>
RUJUKAN
Anne. T.. 1999. The van Hiele Models of Geometric Thought. (Online) Http://euler.slu.edu/teach_material/van_hiele_model_of_geometry.html, diakses 14 Oktober 2005).</br>
Budiarto, M.T.. 2000. Pembelajaran Geometri dan Berpikir Geometri. Dalam prosiding Seminar Nasional Matematika “Peran Matematika Memasuki Millenium III”. Jurusan Matematika FMIPA ITS Surabaya. Surabaya, 2 Nopember.</br>
Clements, D.H. & Battista, M.T.. 1992. Geometry and Spatial Reasoning. Dalam Grouws, D.A. (Ed). Handbook of Research on Mathematics Teaching and Learning. New York: MacMillan Publishing Company.</br>
Clements, D.H. & Battista, M.T.. 2001. Geometry and Proof. (Online) (Http://www.terc.edu/investigation/relevant/html/Geometry.html, diakses 14 Oktober 2005).</br>
Purnomo, A.. 1999. Penguasaan Konsep Geometri dalam Hubungannya dengan Toeri Perkembangan Berpikir van Hiele pada Siswa Kelas II SLTP Negeri 6 Kodya Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS IKIP Malang.</br>
Van de Walle, J.A.. 1990. Elementary School Mathematics: Teaching Developmentally.</br>
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-47686585189258978102012-09-27T19:27:00.002-07:002012-09-27T19:47:51.397-07:00Daftar Nama Penerima Beasiswa PrestasiFakultas Agama Islam Universitas Islam Malang memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang memiliki prestasi bagus untuk mendapatkan beasiswa Prestasi dan Beasiswa Khusus Keluarga Kurang Mampu.
<span class="fullpost">
Setelah diadakan seleksi oleh Kemenag RI lewat koordinasi dengan Kopertais Wilayah IV Surabaya, maka Fakultas Agama Islam UNISMA memutuskan kepada nama-nama berikut ini untuk menerima bantuan beasiswa mahasiswa Prestasi dan beasiswa mahasiswa kurang mampu.
Berikut ini adalah nama-nama mahasiswa yang memperoleh beasiswa yang dimaksud :
<br>
1 ABDUL HAMID ZAINURI</br>
2 ABDULLAH HUSNUL MUNIR</br>
3 AHMAD AVISENA</br>
4 AHMAD SUFYAN ALI</br>
5 AHMAD ZAINI</br>
6 ALFIN AZIZI</br>
7 ALIFATUN NISA</br>
8 AMIN MUSTOFA</br>
9 NAILAH MASRUROH</br>
10 ANNISAH</br>
11 ARIF YULIANTO</br>
12 ARYA ZUKHRIFAH</br>
13 AS'ADATUN NISA'</br>
14 ADI SUSANTO</br>
15 CHOIRUN NISA'</br>
16 AZIZAH RAHMAWATI</br>
17 DEWI ISNANIK</br>
18 DIAN IRAWATI</br>
19 ERLINDA MAGHFIROH</br>
20 NURUL WIJIATI</br>
21 FARDIAN NAFISAH</br>
22 FRIDA ZAKIYA SUSANTI</br>
23 IKE WIDYA SANTININGTYAS</br>
24 IMAM SYAFI'I</br>
25 KHUSNUL KHOTIMAH</br>
26 LAILATUL FITRIAH CHAMID</br>
27 LU'LU' ATUL MAJIDAH</br>
28 LISTIN MARDIANA</br>
29 LUTFIATUL UMMAH</br>
30 MIFTAHUL JANNAH</br>
31 MISKIYAH YUANITA</br>
32 MOHAMMAD HERI MASHADI</br>
33 M.ROBI DARWIS</br>
34 NILNA IZZATUL ULYA</br>
35 NI'MATUL LAILIK</br>
36 NUR ASMA</br>
37 NURUL SOFIYAH</br>
38 RATNA MUFIDAH</br>
39 FARIANA SULISTIANA</br>
40 RITA ISMATUL KHOIROH</br>
41 ROHMAT SHOBARI</br>
42 SHELLA KARTIKA DEWI</br>
43 SITI MUHAYEROH</br>
44 YULI DWI INDAHWATI</br>
45 YUSRAN HABIBI</br>
46 ZULFAYANI</br>
47 YANIK INDRAWATI</br>
48 MARTHINA KUMALASARI</br>
49 AHMAD MUHAIMIN</br>
50 MUFIDHATIN NASHIHAH</br>
51 IMAADU DAARIL ABROOR</br>
52 ZETIK ROFIQOH</br>
53 ARIF RACHMAN</br>
54 LINDA ROHYANI</br>
55 CHOIRUR ROZIQIN</br>
56 DIDIN WAHYUANTO</br>
57 HARI TRISNANING ATI</br>
58 HIKMATUL MAHFUDHOH</br>
59 HOMSIN</br>
60 M. SYAIFUL ARIF</br>
61 MOKH. AFIF ABDUL WAHID</br>
62 MUHAMMAD UMAR JAILANI</br>
63 NIDA ZDU SURAIYAH</br>
64 PRIYO HARDIANSYAH</br>
65 WARDATUL ULA</br>
66 SUFIYAH</br>
67 USWATUN HASANAH</br>
68 WIWIK NURUL LATIFAH</br>
69 ZULIATUL MASRUROH</br>
CATATAN</br>
Kepada nama-nama mahasiswa yang disebut dalam daftar penerima beasiswa tersebut supaya menyerahkan Fotocopy KTP yang masih berlaku. Adapun yang dicopy adalah bagian DEPAN dan BELAKANG KTP sebanyak 2 buah dan copy KTP diperbesar hingga ukuran 150 % dalam kertas ukuran FOLIO. Terakhir pengiriman KTP hari Sabtu, 29 September 2012 pukul 18.00 di kantor TU FAI UNISMA. </br>
Bagi yang melewati tenggat waktu yang telah ditentukan dinyatakan gugur dan akan dicoret dari peserta penerima beasiswa prestasi dan kurang mampu.</br>
Khusus nama-nama mahasiswa berikut supaya mengumpulkan fotocopy ijazah SMU sebanyak 2 lembar :</br>
1. AHMAD AVISENA</br>
2. NAILAH MASRUROH </br>
3. ARIF YULIANTO </br>
4. NILNA IZZATIL ULYA </br>
5. WARDATUL ULA </br>
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-34489522748524717102012-08-02T00:12:00.010-07:002012-08-02T01:02:22.455-07:00Beasiswa S1 Prodi PAI Program Kualifikasi Guru MADIN Tahun 2012<blink><span style="font-size:130%;color:#ff0000;">BEASISWA</blink><span style="color:#ff0000;"></span><br /><br />FAI Unisma tidak henti-hentinya memberikan kesempatan kuliah dengan biaya studi penuh dari UNISMA, kepada lulusan MA / SMU / Sederajat. Dalam kesempatan kali ini penawaran Bea Siswa ditujukan terutama kepada calon mahasiswa yang memiliki background ustadz pada Madrasah Diniyyah.<span class="fullpost"><br /><br />Sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya calon mahasiswa yang diberi kesempatan untuk bisa mengikuti program ini haruslah yang memiliki latar belakang pendidikan keagamaan dan terutama sekali adalah guru / ustadz yang sudah mengabdi pada lembaga Diniyyah. Jika pada penerimaan mahasiswa program MADIN sebelumnya tidak dikenai persyaratan pembatasan umur, maka untuk kali ini pihak panitia memberikan batasan usia peserta minimal 22 tahun dan maksimal 45 tahun pada tanggal 1 September 2012 ini.<br /><br />Pendaftaran calon mahasiswa baru penerima Beasiswa Madin Prodi PAI ini mulai dilaksanakan sejak tanggal 2 Agustus - 16 Agustus ( untuk Tahap Pertama ) dan tanggal 24 - 28 Agustus 2012 ( untuk tahap Kedua ), sesuai jam kerja yakni pukul 09.00 - 13.00 WIB. Proses seleksi calon mahasiswa melalui ujian lisan berupa tes membaca kitab " Fathul Qarib" yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2012 pukul 08.30 di Gedung F Unisma. Bagi peserta ujian yang lulus ujian lisan diharuskan mengikuti ujian Psikotes yang insya Allah akan dilaksanakan pada tanggal 1 September 2012.<br /><br />Adapun pengumuman kelulusan peserta ujian dapat dilihat di papan pengumuman FAI UNISMA, atau di http://www.fai-unisma.ac.id pada tanggal 3 september 2012. Informasi lebih detil tentang persyaratan dan formulir pendaftaran silahkan klik <a href="http://fai.unisma.ac.id/index1.php?kode=250&idnews=213">di sini</a> </span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-36336560941896786132012-07-07T21:37:00.004-07:002012-07-07T22:49:13.335-07:00Konspirasi Peristiwa Gedung Kembar WTC 9/11Oleh : Khoirul Asfiyak<br /><br />Semua orang yang menyaksikan peristiwa ditabraknya gedung WTC oleh pesawat yang diduga pelakunya adalah aktivis al Qaida, tentu tidak akan pernah bisa melupakan peristiwa hebat itu. Apalagi saksi mata yang menyaksikan dan mengalami langsung kejadian itu kemungkinan besar akan trauma sepanjang hidupnya.<span class="fullpost"><br />Sejak peristiwa itu semangat anti Islam dan perasaan Islamphobia begitu menguat di Amerika dan seluruh dunia internasional. Dampaknya masyarakat muslim yang hidup di negara non muslim mengalami teror dan antipati dari warga non muslim lainnya. Namun dibalik peristiwa itu masih menyisakan sejumlah teori yang diyakini bisa menjelaskan siapa sebenarnya pelaku dan Inisiator dari kejahatan kemanusiaan yang terjadi pada tanggal 11 september itu. <br /><br />Para ahli sudah berusaha menguak beragam teori konspirasi penabrakan pesawat itu dengan sejumlah asumsi dan analisis yang hingga kini masih belum memuaskan banyak pihak. Mengurai kejadian besar, dahsyat dan sedikit sentuhan rekayasa tentu pekerjaan yang sangat berat. Akan tetapi kebenaran akan selalu berpihak,dan selalu berada di depan, meski kadang selalu mendapat cibiran atau bahkan 'Penyangkalan' dari orang yang dituduh atau tidak setuju dengan kebenaran itu. <br /><br />Berikut ini adalah tayangan video yang berusaha memberikan sekelumit informasi berharga mengenai dugaan adanya Konspirasi Terencana oleh 'Oknum' yang diduga merencanakan penghancuran gedung WTC. Video berikut ini hanyalah deskripsi singkat tentang konspirasi itu dan tidak menggambarkan detil proses bagaimana Konspirasi itu mampu menghancurkan gedung kembar WTC dalam waktu yang singkat.<br /><br /><iframe width="420" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/_pnrCYw2UR0" frameborder="0" allowfullscreen></iframe><br /><br />Dari analisis sederhana dapat kita simpulkan bahwa konstruksi gedung WTC tentulah dirancang dengan bahan-bahan yang tahan gempa, tahan api dan tahan bencana alam lainnya. Seperti bahan Molten Metal, salah satu konstruksi yang digunakan oleh gedung WTC ternyata ia termasuk Besi meleleh yang ditemukan baik di WTC menara utara, menara selatan & WTC gedung 7 dan fakta ini sangat menarik perhatian Professor Steven Jones. Steven Jones adalah Dia adalah peneliti utama eksperimental muon-katalis fusi 1982-1991 untuk Departemen Energi AS, Divisi Proyek Energi Advanced Amerika. Dari tahun 1990 sampai 1993, Jones mempelajari fusi dalam fisika benda terkondensasi dan deuterium di bawah Departemen Energi dan sponsor Electric Power Research Institute Amerika Serikat. Jones juga berkolaborasi dalam percobaan di laboratorium fisika lainnya, termasuk Triumf (Vancouver, British Columbia), KEK (Tsukuba, Jepang), dan Rutherford Appleton Laboratory di Universitas Oxford.<br /><br />Pada tanggal 22 September 2005 Jones menyajikan pandangannya tentang runtuhnya menara World Trade Center dan World Trade Center 7 pada seminar di Brigham Young University ( BYU ) yang dihadiri oleh sekitar 60 orang ahli fisika. Menunjuk pada kecepatan dan simetri runtuh, karakteristik jet debu, laporan saksi mata ledakan gedung WTC, balok sebagian berkarat, logam cair di ruang bawah tanah yang masih merah panas seminggu setelah kejadian, dan gagasan bahwa tidak ada kenaikan tingginya suhu udara yang diakibatkan kebakaran, Jones menduga adanya teori peenghancuran terkontrol dalam kasus itu , sekaligus menyarankan untuk meneliti kembali melalui penggunaan nanothermite, jejak yang ditemukan dalam debu abu-abu / merah serpih. Dia menyatakan juga bahwa dalam sampel bekas reruntuhan gedung terdapat produk reaksi termit, aluminium oksida dan bola besi kecil juga dalam debu. Dia menyerukan penyelidikan ilmiah lebih lanjut untuk menguji teori penghancuran yang terkontrol dan pembukaan semua data yang relevan oleh pemerintah.<br /> <br />Hal ini dikarenakan konstruksi WTC terbuat dari "HIGH RISE STEEL FIRE PROOF CONSTRUCTION" yang FIRE PROOF atau Tahan API.Sehingga dalam kondisi api bagaimana pun maka konstruksi akan tetap terjaga.Dan tidak ada di dunia ini, di belahan bumi manapun, konstruksi HIGH RISE STEEL FIRE PROOF CONSTRUCTION dapat leleh hanya karena kebakaran biasa. Apalagi dalam kejadian WTC dimana seluruh konstruksi menjadi debu dengan hanya meninggalkan sangat sedikit sekali sisa.<br /><br />Besi/baja hanya dapat meleleh jika dibakar dengan suhu yang sangat tinggi.<br />Dan ini tidak mungkin terjadi pada LANTAI DASAR dari WTC menara utara & WTC menara selatan serta WTC gedung 7.Dan barang bukti YANG DITEMUKAN ialah bukan dari hasil reaksi besi atau baja, tapi hasil dari reaksi THERMITE, sebuah bahan kimia yang sering digunakan dalam penggunaan bahan peledak tinggi.<br /><br />Jika THERMITE digunakan, maka berarti CONTROLLED DEMOLISION / penghancuran gedung terkontrol. Dan jika CONTROLLED DEMOLISION, maka ini artinya dikerjakan oleh orang dalam / pemerintah.Semua ini karena untuk memasang bahan peledak ini dibutuhkan waktu paling kurang 1 bulan untuk mempelajari & memasang bahan peledak pada tempat yang ditentukan sebanyak 109 tingkat WTC dikali 2 gedung dengan konstruksi berbeda sehingga total setidaknya 218 tingkat !!! Belum lagi WTC gedung 7 yang juga ikut diledakkan dengan puluhan kejanggalan yang tidak masuk akal… Mustahil dalam tempo 1 jam dapat menyiapkan & memasang peledak sedemikian banyaknya untuk meledakkan WTC gedung 7.<br /><br />setelah Professor Steven Jones giat mengkampanyekan usaha-usaha untuk menyelidiki teori konspirasi itu, mendadak artikel beliau di wesite BYU dihapus oleh admin universitas dan beliau 'dipurnatugaskan' ( sekedar menjadi paid leave professor) dari jabatannya di lembaga pendidikan BYU tersebut. Meski demikian kertas kerja prof steven Jones menarik banyak minat ilmuwan untuk meneliti lebih lanjut .<br /><br />Bagaimanapun juga postingan sederhana ini adalah lebih bersifat informatif belaka dan tidak bermaksud untuk menguak kebenaran konspirasi yang terjadi dalam peristiwa tabrakan gedung kembar WTC. Informasi dalam batas sekecil apapun akan sangat berharga jika di dalamnya mengandung nilai-nilai kebenaran. Semoga Kebenaran terungkap dan kejahatan dilenyapkan dari muka bumi ini. Amin Ya Rabbal 'Alamin<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-68803745144277769232012-04-04T19:26:00.005-07:002012-04-04T19:49:36.711-07:00Meretas Ikhtilaf Ulama -Suatu Tinjauan Filosofis-Sosiologis. ( Part II- Habis )Oleh : Khoirul Asfiyak, M.HI<br /><br />Sementara pendapat yang kedua diwakili oleh filsuf abad modern lainnya, yakni Francis Bacon ( 1561- 1626 ). Menurutnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi cara berfikir manusia yang dalam istilah filsafah ia sebut sebagai “Idols of Mind”. Faktor-faktor itu adalah : Idols of The Tribe, Idols of The Den, Idols of The Market dan Idols of The Theatre. Keempat-empatnya biasa disebut sebagai teori Arca atau Teori Patung.<span class="fullpost"><br /><br /> Idols of The Tribe ( Arca Suku ) dalam pandangan Francis Bacon dikonsepsikan sebagai suatu bentuk hambatan dalam berfikir logis dan lurus. Alur fikir manusia seringkali tidak bisa memahami obyek pengetahuan , disebabkan ia terpengaruh oleh pendapat dan pemikiran kelompok , golongan atau suku (tribe) –nya. Alur fikir yang disusun tidak berdasarkan suatu metode yang sistematik dan saintifik, melainkan pemikiran manusia yang mengalami Idols of The Tribe ini akan senantiasa merujuk dan berpegang teguh pada pemikiran kelompok, dan golongan tertentu yang diyakini kebenarannya. Tanpa sekalipun ia menaruh kecurigaan terhadap validitas dan kelayakan hasil pemikiran kelompoknya itu. Setiap pemikiran orang lain yang berbeda dengan hasil pemikiran kelompok yang dianutnya, dianggap salah dan tidak bernilai. Dengan demikian metode berfikir seseorang dalam kerangka Idols of The Tribe ini selalu berbeda dalam kesimpulan yang dihasilkannya dan tidak bisa melihat kebenaran pada pemikiran kelompok lainnya.<br /><br />Kondisi inilah yang senantiasa memicu ikhtilaf di kalangan umat islam, karena sebagian besar kaum muslimin lebih suka memegangi hujjah kelompok / golongannya tanpa disertai pemahaman yang memadai validitas dan ketepatan hujjah imam mazhabnya. Dan yang lebih parah dari semua itu adalah fanatisme buta pada imam mazhabnya, sekalipun seseorang mampu mengenali bahwa hujjah imamnya lemah, namun karena fanatisme yang berlebihan pada sang imam, ia lebih suka mengikuti gagasan fiqhiyyah imamnya.<br /><br />Sebagaimana yang disinggung oleh al ‘Allamah Syah Waliyullah al Dihlawy ( Tt : 90 ) berikut ini :<br /><br />“...Sungguh mengherankan, para ulama yang taqlid itu sebenarnya mengetahui bahwa argumen imamnya lemah dan dia tidak mampu untuk mempertahankannya, akan tetapi ia tetap saja taqlid. Dan dia meninggalkan pendapat ulama lain yang jelas, yang berdasarkan al Qur’an dan al Hadis ataupun berdasarkan Qiyas yang Shahih, hanya karena kefanatikannya dalam bertaqlid...”<br /><br /> Sementara Idols of The Den adalah keterkungkungan alur fikir manusia oleh hasil pemikirannya sendiri sehingga ia tidak dapat melihat realitas di luar hal-hal yang difikirkan oleh akalnya. Ini adalah sejenis hambatan ( arca ) yang diakibatkan oleh gangguan yang bersifat psikologis. Ibaratnya ia berfikir sendirian di tengah hutan atau di dalam gua yang sepi yang tidak ada orang lain yang bisa mendengar, memperhatikan dan mendebat pendapat atau hasil pemikirannya. Seolah-olah tidak ada kebenaran lain selain kebenaran yang berasal dari dirinya. Hambatan jenis ini seringkali disebabkan oleh tingkat pendidikan /wawasan seseorang yang sempit dan terbatas atau bisa juga diakibatkan oleh kukuhnya ia memegangi pengetahuan yang didapatnya dari otoritas yang sangat ia kagumi. Orang yang dihinggapi oleh Syndrome Idols of Den ini sangat sulit berbagi kebenaran dengan orang lain, sekaligus penghargaannya terhadap gagasan dan pemikiran orang lain sangat sedikit. Dengan demikian bila persoalan ini ditarik dalam wilayah khilafiyah antar mazhab, maka kecil sekali kemungkinan umat Islam bisa bersatu pendapat dan mencapai satu kesatuan ide dalam memproduk hukum yang bisa mengayomi kepentingan umat manusia secara keseluruhan. Alih-alih kompromi atas hasil pemikiran ijtihadiyyah mujtahid itu, yang terjadi justru saling menyalahkan dasar-dasar istinbathiyah setiap hasil pemikiran ulama tersebut.<br /><br />Arca yang ketiga adalah Arca Pasar ( Idols of The Market ) maksudnya adalah hambatan yang sering mengganggu kejernihan arus pemikiran manusia akibat banyaknya orang / pemikir / filsuf / cendekiawan yang pendapatnya ia dengar / pelajari sehingga ia merasa kesulitan untuk menentukan pendapatnya, atau jikapun ia menentukan pendapatnya, hasil pemikirannya itu tidak berdasarkan pemikirannya yang orisinil melainkan berdasarkan pendapat banyak orang. Laksana dalam keriuhan pasar, orang berdebat dan berargumentasi untuk sesuatu yang belum tentu diketahui nilai dan kualitas barang yang hendak dibelinya. Sama halnya dengan orang yang memikirkan , mengkaji dan membahas suatu obyek pengetahuan setiap diskusi debat dan argumentasi yang ia bangun sama sekali tidak memperjelas obyek itu sendiri. Alih-alih pemahaman tentang obyek pengetahuan bisa bisa tersusun, yang terjadi justru pertengkaran dan kesalahan-kesalahan yang tidak berujung pangkal. Sebagaimana perdebatan pengikut mazhab Syafi’iyyah dengan Hanafiyah, fokus perdebatan tidak tertuju pada substansi persoalan, akan tetapi lebih pada bagaimana mempertahankan pendapat guru atau tokoh mazhabnya dengan cara mengenyampingkan kekurangan dan kelemahan hujjah yang digunakan oleh gurunya. Sehingga dampak lebih lanjut ummat terpecah dalam beberapa kolompok yang fanatik terhadap qaul imam mazhab dan tidak kritis terhadap dasar-dasar argumentasi yang digunakan oleh imam mazhabnya itu.<br /><br />Terakhir adalah Arca Panggung ( Idols of the Theatre ) ini adalah cara lain Francis Bacon mendeskripsikan pengetahuan filsafat dan ilmu yang selama ini menjadi penghambat diperolehnya pengetahuan yang sebenarnya. Kita telah didominasi oleh Idols of the Theatre karena sistem filsafat yang telah kita terima selama ini hanya menciptakan dunia teater atau dunia permainan. Para filsuf hanya memberikan permainan kata-kata atau konsep belaka. Idols jenis ini kata Bacon bersumber dari dogma dan pemikiran para filsuf. Hambatan semacam ini berasal dari keterpesonaan dan kekaguman seseorang pada tokoh besar, pemikir dan ilmuwan yang dalam anggapannya memiliki seluruh pengetahuan yang pernah ada.<br /><br />Seseorang yang tengah memikirkan suatu obyek pengetahuan merasa tidak percaya diri dengan hasil pemikirannya sendiri, kecuali ia merujuk dan mengutip pendapat tokoh atau ilmuwan yang ia kagumi. Suatu pemikiran, perdebatan dan adu argumentasi akan diterima hasil dan kesimpulannya, jika dalam arus perdebatan itu disebutkan nama-nama tokoh pengggagas ilmu pengetahuan beserta hasil pemikiran mereka. Ada semacam keterikatan diri pada kata-kata atau pendapat tokoh besar, sosok figur yang mempesonakan dan mampu menyihir akal sehat manusia, sehingga ia tidak bisa berfikir logis. Keterikatan dan keterpesonaan pada tokoh besar yang berbeda jelas menimbulkan kesalahan dan perbedaan pendapat di antara manusia.<br /> Sementara itu di dalam wacana ilmu keislaman –khususnya ilmu ushul fiqh- terdapat sebuah qaidah yang menyatakan bahwa :<br /><br /><br />Maksudnya : “ Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan hukum dikarenakan oleh perbedaan zaman, tempat atau kondisi”<br /><br />Menilik pengertian qaidah fiqhiyyah tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia mempunyai kecenderungan atau bakat untuk senantiasa berbeda pendapat (terutama dalam masalah hukum fiqhiyah ) perbedaan pendapat itu sebagaimana bunyi qaidah tersebut bisa jadi karena perbedaan kondisi geografis, antara masyarakat tipe perkotaan ( Hadlarah ) dengan masyarakat pedesaan ( Baduwi ) jelas pola pemikiran mereka akan sangat dipengaruhi nilai-nilai lokal yang tumbuh berkembang dalam kesadaran masyarakat tersebut. Demikian juga faktor perbedaan zaman dengan segala bentuk permaslahan dan dinamikanya tentu berbeda-beda tiap generasi. Lebih-lebih perbedaan kondisi sosial masyarakat baik dari sisi sosial, ekonomi, pendidikan, filosofi yang dianut masyarakat tertentu, pastinya memberi andil dalam membentuk siap dan pola pikir masyarakat tersebut. Oleh karena itu para ulama ahli ushul bersikap sangat arif dalam memberikan toleransi terhadap setiap perbedaan pendapat yang muncul di tengah-tengah masyarakat.<br /><br />Di sisi lain terdapat sebuah riwayat –sekalipun masih diperselisihkan kesahihannya-, betapapun sangat masyhur di kalangan umat Islam, yang bisa dijadikan dasar normatif bahwa perbedaan pendapat di kalangan manusia itu adalah suatu hal yang lazim terjadi. Bahkan ia merupakan salah satu bentuk rahmat yang diberikan Syari’ kepada umatnya. Riwayat tersebut adalah :<br /><br />Artinya : Perbedaan pendapat di kalangan ummatku adalah rahmat<br /><br />Hadits ini dikeluarkan oleh Nashr al-Maqdisi dalam al-Hujjah, al-Baihaqi dalam Risalah Asy’ariyah tanpa sanad [mu’allaq] begitu juga al-Halimi, Qadhi Husain, Imam Haramain dan lain-lain. Dan dalam menyampaikan hadits ini, mereka semua tidak menggunakan shighat pasti tapi menggunakan kata-kata “diriwayatkan”. Dan sebenarnya ini sudah termasuk bukti bahwasannya hadits di atas tidak maudhu'. Lantaran tidak mungkin mereka rela memasukkan hadits palsu atau maudhu' kedalam kitab-kitab mereka. Padahal kita tahu, mereka adalah kritikus-kritikus dalam bidang hadits yang handal (http://warkoplalar.blogspot.com/2011/05/perbedaan-itu-rahmat.html )<br /><br />Berdasarkan riwayat ini dapat dipahami bahwa Syari’ sebagai satu-satunya yang berhak menetapkan hukum mengakui bahwa keragaman pendapat merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal, ia adalah sunnatullah. Bahkan lebih dari itu ia adalah rahmat yang diberikan Syari’ untuk ummatnya. Memaksakan kesatuan pendapat dalam masyarakat yang pluralis adalah tidak bijaksana dan mengingkari sisi humanisme yang melekat secara inheren dalam diri manusia.<br /><br />Bahkan Nabi Muhammad SAW mengakui bahwa beliau sekalipun adalah utusan Allah, tidak mengetahui secara pasti kebenaran haqiqi terhadap suatu persoalan yang dihadapi atau diajukan kepada beliau. Bisa jadi Nabi memutuskan suatu perkara berdasarkan kebenaran, bisa jadi pula terdapat kekeliruan dari putusan yang telah dijatuhkan oleh beliau itu. Hanya bedanya kekleiruan ijtihad yang dilakukan oleh Nabi SAW senantiasa dikoreksi oleh wahyu, sehingga tidak mungkin Nabi SAW dibiarkan membuat keputusan yang salah terhadap ummatnya ( al Khatib, 1989 : 29 ). Hadis tersebut berbunyi :<br /><br /><br /><br />Maksudnya : sesungguhnya saya adalah manusia biasa, suatu saat jika kamu mengajukan suatu perkara kepadaku sembari membawa bukti yang kuat (argumentatif) maka keputusanku berdaarkan bukti tersebut. Oleh karena itu barangsiapa aku menangkan perkaranya padahal ia tidak berhak atas perkara itu, hendaklah jangan diterima, karena sesungguhnya (sama saja) aku potongkan baginya potongan api neraka<br /><br />Berdasarkan hadis tersebut maka jelas bahwa Nabi Muhammad SAW tidak mengetahui secara pasti benar tidaknya sebuah persoalan. Apalagi manusia kebanyakan tidak memiliki kapasitas sebagaimana Nabi. Nabi Muhammad SAW hanya mengetahui hal-hal-hal yang dhahir semata berdasarkan data atau bukti yang diajukan kepada beliau. Oleh karena itu jika di tengah-tengah masyarakat terdapat perbedaan terhadap sebuah persoalan maka hal itu bisa dimaklumi.<br /> Mengakhiri sub bab ini penting untuk diketengahkan sebuah maqalah Arab yang sangat terkenal yakni: <br /><br /><br />Maksudnya “ Metode lebih penting ketimbang essensinya “<br /><br />Berdasarkan ruh/semangat dari maqalah ini nampaknya yang menjadi perhatian utama dalam Islam bukannya esensi / substansi persoalan itu benar atau tidak, akan tetapi lebih melihat pada aspek di luar persoalan itu, cara-cara , maksud, tujuan dan motivasi yang digunakan dalam mengkaji dan memamhami persoalan itu yang penting untuk diketengahkan. Nampak dalam beberapa hadis Nabi lebih berorientasi terhadap motif, metode (sesuatu yang ada di luar ) perbuatan seseorang daripada hasil, nilai atau validitas dari perbuatan itu. Terdapat hadis yang mendukung pernyataan ini , yakni dalam kasus perang dengan qaum Bani Quraizhah , di mana Nabi berpesan agar pasukan tidak sholat Ashar sebelum sampai di perkampungan Bani Quraizhah, dikarenakan perbuatan makar yang dilakukan oleh kaum tersebut. Bunyi hadisnya adalah :<br /><br /><br />( Janganlah kalian sholat Ashar kecuali jika telah sampai di perkampungan Bani Quraizhah )<br /><br />Akan tetapi sebagian sahabat ada yang sholat di tengah jalan, sekalipun belum sampai di perkampungan tersebut, dengan alasan sudah masuk waktu sholat ashar. Sementara sebagian sahabat tidak sholat Ashar, sekalipun sudah masuk waktu sholat Ashar, karena belum mencapai atau memasuki area kampung Bani Quraizhah. Dengan demikian terdapat perbedaan pendapat dalam menyikapi maksud dan tujuan perintah Nabi tersebut. Sehingga pada akhirnya satu kelompok pasukan melakukan sholat Ashar tepat pada waktunya meskipun secara lahiriyah bertentangan dengan perintah Nabi. Sementara kelompok kedua melaksanakan sholat Ashar sesuai dengan perintah lahiriyah Nabi, betapapun sholat Asharnya itu dilakukan di luar waktu yang telah ditentukan oleh Nash ( artinya sudah memasuki waktu sholat Maghrib/Isya’ ). Setelah pasukan tersebut menyelesaikan peperangannya di perkampungan Bani Quraizhah , sebagian dari mereka menghadap Nabi dan menceritakan perihal perbedaan pendapat di kalangan sahabat itu. Terhadap kasus ini Nabi tidak menyalahkan atau membenarkan salah satu dari kedua pihak yang saling berbeda pendapat itu. Nampaknya yang penting bagi Nabi adalah bahwa sekalipun kedua kelompok itu berbeda pendapat , namun tujuan kedua kelompok pasukan itu adalah sama, yakni sama-sama ingin mematuhi dan menjalankan perintah / ajaran Islam. Kedua kelompok tersebut berbeda pendapat, perbedaan yang terjadi di antara mereka adalah dalam rangka ketaatan terhadap syari’at.<br /><br />Sementara itu untuk memahami fenomena beragamnya pola pemikiran hukum imam mazhab, dapat didekati dengan teori deterministik yang dikemukakan oleh Emile Durkheim. Sebelumnya perlu dicatat bahwa manusia dan kemanusiaan yang menjadi obyek disiplin ilmu sosial ( fiqh/hukum adalah pranata sosial ) serta tingkah laku mereka sangat terbuka untuk dipengaruhi oleh hal-hal di luar dirinya. Seseorang bisa mempengaruhi bahkan memaksa orang lain agar melakukan perbuatan tertentu atau juga membatalkan perbuatan yang telah direncanakannya.<br />Manusia sebagai obyek ilmu sosial juga bisa melakukan penentangan (protes) terhadap sebuah situasi, sesuatu yang tidak ditemukan dalam ilmu kealaman. Penentangan terhadap situasi sosial tertentu dengan berbagai tingkat dan metodenya itu, menggambarkan adanya kekuatan subyektif dan karena itu obyek ilmu sosial harus bersifat obyektif.<br /><br />Dalam analisis Durkheim , fakta-fakta sosial merupakan hal yang bersifat eksternal bagi individu. Sesungguhnya seseorang itu lahir di tengah masyarakat yang telah memiliki suatu organisasi dengan struktur tertentu yang pasti akan mempengaruhi kepribadiannya. Di sinilah substansi dari teori Deterministik oitu bermula sekaligus mencoba menggambarkan keterikatan individu terhadap masyarakat ( suatu organisasi sosial) (Craib, 1986 : 31-32 ).<br /><br />Berdasarkan perspektif ini dapat dijelaskan bahwa manusia akan saling mempengaruhi atau saling dipengaruhi oleh sistem sosial ( dalam tingkat dan metode berbeda) yang berlaku aatau berlangsung di tengah-tengah masyarakat itu. Jika sistem sosialnya menolerir terhadap setiap perbedaan yang menucul maka tidak dapat diharapkan dalam masyarakat itu akan tumbuh suatu kesamaan atau kesatuan pendapat di antara unit-unit sosialnya. Menjadi suatu keniscayaan bila sistem sosialnya menganut paham pluralisme dan keberagaman nilai, maka ia akan menuntut bagi setiap individu untuk mengikuti dan memahami sistem yang berlaku itu.<br /><br />Bagaimana cara memahami bahwa setiap individu akan terpengaruh oleh sistem sosial di sekitarnya ? selain dengan pendekatan Deterministik, Emile Durkheim juga menteorikan suatu analaisa yang menyeluruh tentang aspek evolusi sosial yang dalam pandangannya terbagi dalam dua kategori, yakni apa yang dinamakan dengan Solidaritas Mekanik ( Mechanical Solidarity ) dan Solidaritas Organik ( Organic Solidarity ) . Solidaritas Mekanik adalah semacam kategori bagi sebuah masyarakat primitif dan sederhana di mana nilai-nilai pekerjaan, keahlian dan profesionalitas masyarakatnya amat terbatas. Satu-satunya ikatan ( Bond or Glue ) masyarakat dalam tipe atau jenis ini adalah unsur keseragaman dan kesatuan ( Sameness / Similiarity ) dengan kata lain gap, jarak atau perbedaan antar individu tidak terlalu banyak ditemukan. Semua orang merasa terlibat dan terikat dalam keseluruhan aktifitas hidup sehari-hari secara kolektif. Muncullah apa yang dinamakan dengan kesadaran kolektif ( Consience Collective ) suatu kesadaran yang berupa wujud identiitas, perasaan dan pemikiran kelompok. Seluruh pengalaman , perasaan dan pernyataan perilaku kesehariannya dan kepercayaannnya ( pada sang ghaib ) seketika menjadi sama. Nilai-nilai individualisme –keinginan untuk berbeda pendapat, sikap/cara hidup- hampir-hampir tidak eksis lagi dan hal yang demikian ini memang tidak ditoleransi oleh kesadaran kolektif mereka. Oleh karena itu nilai moralitas seseorang diukur dari partisipasi atau keterikatan mereka dalam kesadaran kolektif itu ( Milovanovic, Tt : 25 ).<br /><br />Adapun yang kedua adalah Solidaritas Organik , yakni semacam kategori bagi sebuah masyarakat yang eksis dalam dunia yang sudah maju/metropolitan/masyarakat urban, yang jenis-jenis pekerjaan, keahlian dan profesionalitas masyarakatnya amat beragam. Adapun yang menjadi ikatan / ciri identitas masyarakatnya adalah Mutual Dependence, yakni suatu keadaan yang lebih mengikat dibanding solidaritas mekanik, karena hal itu didasarkan pada unsur yang saling membutuhkan/ketergantungan antar individu dalam masyarakat tersebut. Dalam jenis masyarakat organik ini kesadaran kolektif jadi lemah, hilang dan tergantikan oleh kesadaran inidividualistik. Orang tidak lagi memiliki identitas bersama yang disepakati, melainkan mereka lebih mementingkan keakuannya ( Individualisme) –nya ( lihat juga http://blog.ub.ac.id/noermalasari/2012/03/13/teori-ilmu-sosial-2/ bandingkan tulisan serupa yang berkaitan dengan isu ini dengan http://fisip.uns.ac.id/blog/purwitososiologi/2011/06/13/solidaritas-mekanis-dan-solidaritas-organis-emile-durkheim/).<br /><br />Oleh karena itu fenomena perbedaan pendapat dalam masyarakat muslim dahulu dan sekarang ini, dalam pandangan Emile Durkheim , bisa dimaknai akibat perubahan sosial masyarakatnya dari masyarakat sederhana, primitif ( Mekanik ) menuju masyarakat Modern, maju ( organik ), karena memang nilai-nilai lama telah tergantikan oleh nilai-nilai yang baru. Perubahan sosial atau evolusi sosial itu terjadi karena faktor Determinisme sejarah yang mau atau tidak mau selalu eksis ketika sarana dan prasyarat yang dibutuhkannya telah tersedia. Teori Deterministik ini juga mengajarkan bahwa jika fakta sosial telah eksis, maka nilai yang baru masuk dalam fakta sosial itu harus menyesuaikan diri atau secara sadar atau tidak sadar terpengaruhi oleh fakta-fakta sosial tersebut.<br /><br />Dengan meminjam pisau analisis Durkheim maka perbedaan pendapat di kalangan ulama ( mujtahid) adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari, karena telah terjadi sebuah perubahan sosial dari masyarakat yang sederhana (komunal )menuju masyarakat yang serba kompleks ( Individual ). Sikap mencerca apalagi memusuhi setiap perbedaan pendapat yang muncul berkaitan dengan gagasan pemikiran dalam wilayah fiqhiyyah adalah sikap yang kekanak-kanakan dan dalam batas tertentu justru melampaui garis ketentuan sunnatullah. Sikap yang arif dan bijaksana adalah menjaga atmosfir kedamaian dan saling menghargai terhadap ikhtilaf yang muncul sembari berusaha mencari celah bagi harmonisasi perbedaan pendapat yang ada. Sehingga umat tidak lagi dibingungkan dengan beragam praktek ibadah dan multi tafsir terhadap ketentuan nash yang ada, karena fenomena tersebut adalah bagian dari kehidupan manusia yang wajar.<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-29205632682046936292012-02-25T02:46:00.002-08:002012-02-25T02:50:07.714-08:00MAQAMAT DAN AHWAL SHUFIYAHOleh : Fathurrahman Alfa, M.Ag<br /><br />Stigma yang nampak mengenai sufisme adalah mereka mengentalkan senyawa iman dengan kandungan-kandungan spiritual. Tetapi, itu harus tidak menjauhkan penilaian kita bahwa mereka juga mengisinya dengan nilai-nilai etika. Bahkan produk etika dari pengalaman tasawuf telah mendorong ibadah ke dalam wilayah sosial, dan menjadikan kewajiban agama teraktualisasi dalam segala bentuk setiap waktu. <span class="fullpost">Mereka memiliki kewajiban etika dalam bepergian, menetap, bersahabat, bertetangga, ketika mencari penghidupan, bergaul, ketika makan, ketika membesuk orang sakit, dan hubungan-hubungan mereka dengan keluarga dan anak1).<br />Stigma yang nampak mengenai sufisme adalah mereka mengentalkan senyawa iman dengan kandungan-kandungan spiritual. Tetapi, itu harus tidak menjauhkan penilaian kita bahwa mereka juga mengisinya dengan nilai-nilai etika. Bahkan produk etika dari pengalaman tasawuf telah mendorong ibadah ke dalam wilayah sosial, dan menjadikan kewajiban agama teraktualisasi dalam segala bentuk setiap waktu. Mereka memiliki kewajiban etika dalam bepergian, menetap, bersahabat, bertetangga, ketika mencari penghidupan, bergaul, ketika makan, ketika membesuk orang sakit, dan hubungan-hubungan mereka dengan keluarga dan anak1). Jadi tasawuf seluruhnya adalah akhlaq. Setiap dimensi waktu, tempat dan situasi memiliki muatan akhlaq. Dan siapapun mengimplementasikannya dalam wilayah praksis, dia telah mencapai derajat yang tinggi2).<br /><br />Jika seluruh tasawuf adalah akhlaq, adalah suatu keharusan untuk membahas adab para sufi di dalam maqam (tingkatan ruhani) dan ahwal (kondisi mental)3). Sehingga makna-makna etika dalamjalan kesufian sebagaimana tertanam dalam pemahaman mereka terhadap kewajiban-kewajiban religius menjadi lebih nampak.<br />Seorang sufi, setelah melakukan pengosongan pada hatinya dari segala dosa dan kesalahan, masih tetap harus waspada terhadap hal-hal subhat, sehingga jika meragukan sesuatu ia harus meninggalkannya. Bahkan terkadang ia meninggalkan tujuh puluh pintu halal karena khawatir bila pada salah satu pintu itu, ia terperosok ke dalam yang haram4). Ini adalah maqam wara’, dimana tugasnya adalah menghindari segala hal yang subhat dan selalu melakukan introspeksi diri pada setiap kejapan mata5). Sikap wara’ seorang sufi tidak hanya antara ia dan jiwanya, melainkan juga dalam menghindari penindasan dirinya atas manusia lain, sehingga tiada seorangpun yang menerima dari dirinya kelaliman, keluhan, atau permintaan6).<br />Maqam zuhud (asketisme) adalah pijakan pertama bagi mereka yang menuju Allah. Barangsiapa tidak menguatkan dasar pondasinya dengan zuhud, maka apapun tidak sah baginya setelah itu. Zuhud tidak sebatas kosongnya hati dari apa yang dikosongkan dalam perut, tetapi hati yang tidak lagi berhubungan dengan masalah-masalah keduniaan. Hal ini karena cinta dunia adalah sumber seluruh kesalahan. Karenanya, zuhud bukan saja terputusnya keterkaitan sufi dengan kesenangan hidup dan nafsu-nafsu jiwa, tetapi juga menetapkan hubungan seorang sufi dengan manusia. Sebab, sebagian ajaran dasar kesufian adalah mendahulukan orang lain yang lebih membutuhkan, sebagai pengamalan atas firman Allah, “Dan mereka mengutamakan orang-orang lain atas diri mereka sendiri,kendatipun mereka memerlukan apa yang mereka berikan itu”7).<br />Jika seorang sufi telah melewati maqam zuhud ini, ia akan sampai pada maqam faqr yang merupakan ciri para wali. Tak ada fadilah yang menurut mereka dapat melebur kesalahan, memperbesar kebajikan, dan mengangkat derajat sebesar faqr. Faqr menurut para sufi, bukan berarti tidak memiliki apapun, melainkan tidak ada sesuatu pun yang memilikinya. Sehingga, seorang sufi hidup di dalam kemuliaan – yaitu dalam “kefakiran” – di mana ia tidak meminta sesuatu secara lahir dan batin kepada seseorang, tidak menunggu sesuatu dari seseorang, tidak mengeluh, dan tidak menampakkan tanda-tanda kesusahan8), tetapi justru menampakkan kecukupan tanpa dibuat-buat. Kekafiran, pada gilirannya, menentukan hubungan seorang sufi dengan orang lain. Sebab, seroang sufi tidak bersikap tawaduk kepada orang kaya karena status kekayaannya. Jika tidak, berarti lenyaplah dua pertiga agamanya. Dan jika ia meyakini kelebihan orang itu dengan hatinya, sebagaimana ia bertawaduk kepadanya melalui ucapan-ucapannya, maka ia telah kehilangan seluruh agamanya. Demikian juga, seorang sufi tidak bersikap sombong kepada orang kafir – disini fakir dalam arti sesungguhnya – karena Allah telah membinasakan suatu kaum yang melecehkan dan merendahkan kaum fakir9).<br />Pada maqam sabar, seorang sufi tidak akan mengeluh dalam menerima setiap musibah, akan tetapi tegar berdiri dengan adab yang baik kepada Allah dan rela kepada ketentuanNya. Penting diketahui bahwa tidak menolaknya soerang sufi atas takdir yang menimpanya sama sekali tidak berarti berdiam diri atas kemungkaran atau kemaksiatan. Ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan masalah kesabaran.<br />Kendati maqam tawakal mengesankan adanya Jabariyah murni dimana seorang sufi menerima pasrah takdir yang menimpanya, sesungguhnya tawakal tidak serta merta kosong dari nilai-nilai etika. hal ini mengingat tak ada seorangpun yang dapat mencapai maqam tawakal, melainkan hatinya telah bersih dari setiap ketamakan terhadap porsi orang lain. Selain itu, tawakal juga berkonsekuensi terhadap peniadaan sebab-sebab, sehingga seorang sufi hanya bergantung kepada Allah semata.<br />Jika seorang sufi telah mencapai maqam ridla, ia akan menanggalkan amarah. Sebab dalam pandangannya, segala nikmat dan setiap musibah adalah sama. Dan itu merupakan puncak maqam tawakal. Kendatipun mustahil seorang hamba mencapainya kecuali bila nafsu telah tercabut dari hatinya10). Ridla atau rela tidak berarti seorang sufi rela atas kemaksiatan dan segala nilai keburukan yang dilakukan umat Islam, sebab ridla berkaitan dengan takdir, bukan dengan kejahatan dan kemaksiatan manusia.<br />Jika maqam kesufian yang harus diupayakan melalui rentetan mujahadah yang ditegakkan terhadap jiwa ini mengandung makna etika, maka ahwal yang merupakan tempat-tempat persingahan hati mausia dan tidak dapat diupayakan ini juga pada urutannya tidak lepas dari tanda-tanda etika.<br />Jika seorang hamba mengetahui bahwa Allah mengawasi hatinya, maka ia akan memonitor bisikan buruk yang melintasi hatinya, sehingga ia dapat membersihkan jiwanya darihal tersebut. Dan pada kondisi dekat dengan Allah, seorang sufi mengetahui bahwa kedekatannya dengan Allah terjadi karena taqarrubnya kepada Allah melalui praktik ketaatan, sehingga ia akan memperbanyak melakukan kebaikan. Dan seorang hamba selalu berada antara kondisi cemas dan harap, mengharap rahmat dan ridla Allah dengan ketaatannya dan cemas jika perbuatan itu tidak diridlai Allah. Dan jika seorang sufi terbakar oleh rindu kepada Allah, pernyulutan yang hanya dapat dilakukan Allah itu lewat api yang dinyalakan di dalam hatinya, akibatnya, terbakarlah bisikan dan segala interes buruk, segala kebutuhan, dan seluruh permohonan. Dan jika seorang sufi merindukan Allah, ia harus segera berlari kepada kebaikan-kebaikan11).<br />Demikianlah, perambahan jalan seorang sufi berpenghujung pada aplikasi etika yang baik dan ini pada gilirannya memberikannya hasrat berlebihan dalam berhubungan dengan Allah. Jadi, tidak ada keterpisahan antara kehidupan ruhaniah spiritual dan nilai-nilai etika dalam perjalanan seorang sufi menuju Allah. hal ini karena jalan tersebut mengantarkan sufi kepada maqam fana, yakni kondisi spiritual dimana ia tidak menyaksikan wujud selain Allah. Fana mustahil dicapai sebelum seorang sufi melenyapkan perbuatan-perbuatan buruknya. Sementara baka tidak akan tercapai sampai sifat-sifat terpuji memancar dari dirinya12).<br />Mu’tazilah selaku madzhab rasionalis menjadikan etika sebagai sistem, sehingga mereka membangun sebuah sistem yang utuh dari keyakinan dasar bagi etika. Namun mereka menghadapi problematika perbuatan yang menjadi batu sandungan dimana rasionalisme mereka tidak mampu mengalahkannya. hal ini karena sebuah konsep tidak berkonsekuensi pada tindakan, dan karenanya mempunyai kekuasaan imperatid atasnya. Tetapi bagaimana mungkin etika tanpa perbuatan, sementara ia adalah ilmu praktik? dan apalah artinya kontemplasi nilai-nilai etika bila tidak dapat mewajibkan perbuatan baik dan meredam keinginan hawa nafsu?<br />Disinilah signifikansi peran tasawuf dengan metode intuisinya. Para sufi menjalankan etika sebagai latihan jiwa. Dengan perasaan yang memenuhi jiwa dan luapan tekad yang membara, para darwis menundukkan murid-murid mereka, mengajak mereka bertobat, sambil memberitahukan bahwa relung jiwa manusia memiliki bisikan buruk yang halus. Dengan begitu,para sufi telah mengedepankan solusi bagi persoalan perbuatan yang tidak mampu dilakukan para filsuf rasional. mereka menempatkan diri mereka sebagai madzhab etika praktik seperti Socratesisme dan kaum Stoa.<br />Tetapi para sufi tampaknya terlalu sibuk dengan perbuatan, sehingga mengabaikan wilayah pemikiran atau metafisika etika. Sebagian sufi yang memikirkan masalah fundamental agama ini pun memutuskan diri dengan wilayah praktik, atau mengemukakan sejumlah teori tasawuf yang tidak praktis sama sekali. sedang para sufi yang berkecimpung dalam praktik telah menyadari adanya kekosongan keyakinan, sehingga mereka menagdopsi keyakinan beberapa madzhab teologi, khususnya Asy’ariah. Tetapi adopsi ini tampaknya seringkali tidak senapas dengan metode intuisi para sufi, yang karenanya, dalam hal prinsipil, mereka tidak mengemukakan pemecahan bagi banyak persoalan teoritik-diskursif yang kerap melintas di benak seorang seorang murid. Sementara para sufi tidak mempercayai kemampuan akal dalam mencapai hakikat. Bahkan, sebagian sufi memandang rendah ilmu teori, dna mengangabnya sebagai penghalang bagi terbukanya rasa dan lupan ilahiah. Mengomentari hal ini, al-Ghazali menulis:<br />Jika jiwa tidak terlatih dengan pengetahuan-pengetahuan hakiki yang bersifat analisis, maka jiwa dengan bisikan-bisikannya menerima banyak delusi yang diduganya sebagai hakikat yang datang kepadanya. Berapa banyak sufi yang tetap berada di dalam sebuah delusi selama sepuluh tahun, sampai ia dapat terlepas darinya. Andai saja ia telah lebih dahulu menekuni sejumlah penegtahuan, niscaya ia dapat terlepas darinya secara aksiomatik saja13).<br />Al-Ghozali yang condong pada kesufian menyanggah pendapat di atas dengan mengatakan, “Adalah lebih baik bagi kebanyakan umat manusia untuk menyibukkan diri dengan bertindak dan mencukupkan diri dengan pengetahuan praktis sebatas yang dibtuuhkan perbuatannya”. Setelah itu, al-Ghazali menyebutkan keunggulan berpikir atas beribadah dan keutamaan ulama daripada abid14).<br />Demikianlah, tasawuf tidak banyak dapat diandalkan dalam wilayah pemikiran, seperti juga Mu’tazilah tidak banyak dapat diharapkan dalam wilayah praktik. Dan jika perbuatan sulit tercipta dari konsep belaka, maka pada gilirannya hal itu cukup membuat meditasi dijauhi dan inovasi pemikiran menjadi tidak lagi menarik.<br />Namun tidak adakah upaya mengintegralkan kecenderungan rasionalis danintuisionalis ini (Aqliyyah-dzauqiyyah). Tidak adakah madzhab elektik (taufiqi) yang memadukan pemikiran rasional dan perilaku praktik, sehingga madzhab itu tidak mengandung kelemahan seperti madzhab Mu’tazilah yang terpuruk dalam wilayah praktik dan tasawuf yang lemah dalam pemikiran. Wallahu A’lam.<br /><br /><br />CATATAN:<br /><br />1. As-Siraj at-Tusi, al-Lu’ma’ fi at-Tasawuf, hal.29.<br />2. As-Suhrowardy, Awarif al-Ma’arif (Hamisy Ihya’ al-Ulum ad-Din), hal. 77.<br />3. Maqam, Lebih bersifat aquisisif, sementara hal cenderung given. Lihat, Ibrahim al-Baisyuni, Nasy’at-at-Tasawuf al-Islami-Maktabah al-Ma’arif, hal 59.<br />4. Dalam Tasawuf, segala sesuatu yang sekiranya menghalangi dzikir, termasuk dalam kategori haram.<br />5. Al-Qusyairi, ar-Risalah, al-Qusyairiyah, hal 54.<br />6. As-Siraj at-Tusi, Al-Luma’, hal 50.<br />7. Q.S. Al-Hasyr, hal 9.<br />8. As-Siraj at-Tusi, al-Luma’, hal 75.<br />9. Al-Qusyairi, ar-Risalah, hal 124.<br />10. As-Siraj, al-Luma’, hal 94.<br />11. Al-Harawi, Majazil as-Sairin, hal 48-52.<br />12. Al-Qusyairi, ar-Risalah, hal 36-37.<br />13. Al-Ghazali, Mizan, al-Amal, hal 44.<br />14. Ibid, hal 141.<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-46008404390419881852011-08-26T17:28:00.000-07:002011-09-22T20:18:31.987-07:00Pengumuman Hasil Seleksi Ujian Kualifikasi Guru Prodi Matematika, Bhs Inggris dan Bhs IndonesiaAssalamu’alaikum War. Wab.<br />Berkaitan dengan hasil seleksi tes tulis, baca al-Qur’an dan interview bagi calon mahasiswa Program Peningkatan Kualifikasi Guru RA/Madrasah jurusan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika tahun 2011, maka dapat diumumkan hal-hal sebagai berikut:<span class="fullpost"><br />1. Nama-nama yang tercantum dalam lampiran ini telah dinyatakan lulus tes dan resmi menjadi mahasiswa Program Peningkatan Kualifikasi Guru RA/Madrasah jurusan Bhs. Indonesia, Bhs. Inggris dan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang.<br />2. Bagi yang telah lulus diwajibkan mengikuti Orientasi pada hari Jum'at, 9 September 2011 jam 13.00 WIB di Ruang Seminar KH. Oesman Mansur Unisma.<br />3. Mengisi blanko Herregistrasi dan menyerahkan fotocopy Ijazah terakhir yang telah dilegalisir terbaru sebanyak 2 lembar.<br />4. Mengukur Jas Almamater Unisma.<br />5. Mengikuti pembukaan ORDIK pada tanggal 19 September 2011 jam 06.45 WIB di Halaman Kampus Unisma.<br />6. Pelaksanaan awal perkuliahan dilaksanakan mulai tanggal 26 September 2011 di Gedung C (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)<br /><br />Demikian pengumuman ini disampaikan dan keputusan panitia tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.<br />Wassalamu’alaikum Wr. Wb.<br /><br />Malang, 4 Agustus 2011<br />Direktur Eksekutif,<br /><br />Ttd<br /><br />Dr. H. Masykuri Bakri, M.Si<br /><br />Berikut ini adalah lampiran dari Surat Keputusan Rektor Universitas Islam Malang berkaitan dengan proses seleksi ujian tulis dan psikotes bagi calon mahasiswa peningkatan kualifikasi Guru Madrasah program studi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika.<br />Silahkan di <a href="http://www.ziddu.com/download/16482073/PengumumanKualifikasi.docx.html">Download</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-10893392508291061642011-08-04T18:47:00.000-07:002011-08-05T16:30:56.523-07:00Pengumuman Kelulusan Beasiswa Kualifikasi Guru RA/MadrasahAssalamu’alaikum War. Wab.<br />Berkaitan dengan hasil seleksi tes tulis, baca al-Qur’an dan interview bagi calon mahasiswa Program Peningkatan Kualifikasi Guru RA/Madrasah jurusan <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)</span></span> Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang, maka dapat diumumkan hal-hal sebagai berikut:<br /><span class="fullpost"><br />1. Nama-nama yang tercantum dalam lampiran ini telah dinyatakan lulus tes dan resmi menjadi mahasiswa Program Peningkatan Kualifikasi Guru RA/Madrasah jurusan PAI dan PGMI di Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang.<br />2. Bagi yang telah lulus diwajibkan mengikuti Orientasi dan Kuliah Perdana pada hari<blink> <span style="color: rgb(204, 0, 0);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;">SABTU, 13 AGUSTUS 2011 jam 08.00 WIB</span></span> di <span style="font-weight: bold;">Ruang Seminar KH. Oesman Mansur Unisma</span></blink>.<br />3. Mengisi blanko Herregistrasi dan menyerahkan fotocopy Ijazah terakhir yang telah dilegalisir terbaru sebanyak 2 lembar.<br />4. Mengukur Jas Almamater Unisma.<br /><br />Demikian pengumuman ini disampaikan dan keputusan panitia tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.<br />Wassalamu’alaikum Wr. Wb.<br /><br />Malang, 4 Agustus 2011<br />Direktur Eksekutif,<br /><br />Ttd<br /><br />Dr. H. Masykuri Bakri, M.Si<br /><br /><br />Lampiran Surat Keputusan Nomor : 23 /PKG.RM/U.VII/2011 tertanggal 28 Juli 2011, Perihal Penetapan Mahasiswa Program Peningkatan Kualifikasi Guru Ra/Madrasah Jenjang S1 Tahun Akdemik 2011/2012<br /><br />DAFTAR NAMA-NAMA LULUS UJIAN<br /><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM</span><br />PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI GURU RA/MADRASAH JENJANG S-1<br />KERJASAMA DEPAG RI – UNIVERSITAS ISLAM MALANG<br />TAHUN AKADEMIK 2011/2012<br /><br />NO NO UJIAN NAMA<br />1 010001 NANIK IDAYANI<br />2 010002 MUHAMMAD NUR ROIS<br />3 010008 ANIK NASOPAH<br />4 010011 NUR HIDAYATI<br />5 010012 LULUK ILAINI<br />6 010016 ASRIL ARIFIN<br />7 010025 MUTMAINAH<br />8 010027 ULFA ANDRIANI<br />9 010029 SATMI<br />10 010035 ACHMAD CHOIRI<br />11 010036 DEWI NILA SYA'IDAH<br />12 010037 KHOIRICHA<br />13 010038 MUHAMMAD SHOIM<br />14 010039 KHOIROTUL FITRIAH<br />15 010042 ELYSA PUTRI<br />16 010046 MUCHAMAD ROFI'I<br />17 010056 SITI NURBA'IDAH<br />18 010057 FITRIYA WIDAYATI<br />19 010059 AN'ISHA KAMESWARA<br />20 010061 NUR SALIM<br />21 010062 NAF'ATUL KHOIROH<br />22 010064 KHAULA ASFIATI<br />23 010068 HANIK HANATUL HAJIJAH<br />24 010069 LAILATUL MASRIFAH<br />25 010071 SITI AISYAH<br />26 010072 WILUJENG FITRIANI<br />27 010083 AHMAD MUNTAHA<br />28 010092 ELYA HERAWATI<br />29 010093 RESTU TITI AWANA<br />30 010094 CHALIMATUS SAKDIYAH<br />31 010103 TITIK KAROMAH<br />32 010104 USTADZI<br />33 010112 LAILATUL MISRIYAH<br />34 010115 SITI ROSYIDAH<br />35 010117 KHOIROTUL QODRIYAH<br />36 010120 RISKI AMALIAH<br />37 010121 ANISATUL MUBAROH<br />38 010122 KUSNUL MA'IDAH<br />39 010129 SITI CHOIROH<br />40 010130 BEY ABDULLOH QOSIM<br />41 010132 ZAKKIYA DAMAYANTI<br />42 010134 SITI ZAHROH<br />43 010135 MUSLIMAH<br />44 010136 AYU LESTARI NINGSIH<br />45 010137 BADRUT TAMAMI<br />46 010138 MUJTAHID<br />47 010142 NINDA JIAH PUTRI INDRIA NINGSIH<br />48 010143 SITI MAIMUNAH<br />49 010145 ASMAUL CHOSNAH<br />50 010146 DARIA MAYA SOFYANA<br />51 010147 ZAINUL ABIDIN<br />52 010148 JUMAIKAH<br />53 010150 IDA LISTIANA<br />54 010151 MUKARROMAH<br />55 010152 SAYYIDATUL LABIBA<br />56 010153 ACHMAD IZZUL MUTTAQIN<br />57 010157 MUSLIMIN<br />58 010161 NUR FITRI DIANITA<br />59 010166 DIDIK KURNIAWAN<br />60 010168 AFILUDIN<br />61 010169 AHMAD SYA'RONI<br />62 010170 HUMAIDI<br />63 010171 LILIS PURWANTINI<br />64 010174 MUHAMMAD IRHAM TORIK<br />65 010175 ZAINURI<br />66 010176 KHUSNUL KHOTIMAH<br />67 010177 ANIS KHURLAILI ZUNAIDA<br />68 010180 ROFIATIN<br />69 010186 MUHAMMAD HAMZAH<br />70 010188 UMI NIHAYAH<br />71 010193 FAHMI MUZAKKI<br />72 010194 M.TAUFIK<br />73 010195 AINUN MARDIYA<br />74 010198 SULAIKHAN GHONI<br />75 010205 SITI KHOIRIYAH<br />76 010213 SITI RAHMAWATI<br />77 010214 ABD. GHOFUR<br />78 010216 CHUSNIATIN<br />79 010224 ARINI HIDAYATI<br />80 010225 M. ALI MUFTI<br />81 010226 MAHMUDI<br />82 010227 SITI AMINAH<br />83 010233 ZAINUL MUSYAFA<br />84 010237 SITI URIFAH<br />85 010238 AZIZATUN NIF'AH<br />86 010244 FATHURAHMAN<br />87 010245 NUR ASIYAH<br />88 010246 MUKHAMMAD MUJIB<br />89 010248 FERIDATUL KHUSNAH<br />90 010250 MOH. AUSONY SURGANIAGARA<br />91 010251 SISKA SINTYA DEWI<br />92 010253 AHMAD MUHLISIN<br />93 010254 MIFTAKHUL HUDA<br />94 010256 M. SODIK<br />95 010257 FARIDA<br />96 010258 IFA NADIROTUL UNZIYAH<br />97 010259 IMRONA INANU<br />98 010260 QOJIN<br />99 010263 TRI PRASETIORINI<br />100 010269 SUCI MASYTHOH HABSARI DEWI<br /><br />DAFTAR NAMA-NAMA LULUS UJIAN<br /><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH</span><br />PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI GURU RA/MADRASAH JENJANG S-1<br />KERJASAMA DEPAG RI – UNIVERSITAS ISLAM MALANG<br />TAHUN AKADEMIK 2011/2012<br /><br />NO NO UJIAN NAMA<br />1 010004 NURUL MAGFIROH<br />2 010010 LUKMAN MAULANA<br />3 010018 AHMAD SUFANDI<br />4 010021 NURUL LAILIYAH<br />5 010030 DENI PUSPITASARI<br />6 010031 SUMARSIH<br />7 010054 CARIATI<br />8 010065 MAULIDA HUSNAH<br />9 010080 M. IMAM ASYSARI<br />10 010087 RISQI RQHMADANI<br />11 010097 M.ISMAIL<br />12 010109 FI ATHO'ILLAH<br />13 010110 YETI ISNAILLY<br />14 010113 MURTADHO<br />15 010119 MAHMUDI<br />16 010124 UMNIATUL AZIZAH<br />17 010126 ZAINUL ARIFIN ANNUR MU'MIN<br />18 010127 FIKA ANJANI<br />19 010128 QURROTA AINI YUNIROMIKA<br />20 010131 HASAN BASHORI<br />21 010165 MAHFUDZ ZUBAIDI<br />22 010172 MAHMUDAH<br />23 010173 MUHAMMAD MUKHLIS<br />24 010178 MOH. SAID<br />25 010179 CHUSNUL AZIZAH<br />26 010184 ISWANTO<br />27 010190 MAHMUDI ZUHRI<br />28 010191 HADI SULISTIONO WIJAYA<br />29 010199 UUD BUDIARTI<br />30 010202 FATKHUR ROZAQ<br />31 010206 MUHAMMAD AZWAR ANAS<br />32 010207 MUHAMMAD MUDHOFAR<br />33 010209 SITI ROFIQOH<br />34 010210 MUHAMMAD SUBHAN<br />35 010217 NUR AFIDAH<br />36 010220 HENI DWI HANDAYANI<br />37 010231 AHMAD BAHAUDIN<br />38 010232 IIN ZUBAIDAH<br />39 010235 MUKHAMAD HOJALI<br />40 010236 NAHROJI<br />41 010241 SITI NURHAYATIN<br />42 010243 AHMAD ULIL ABSHOR<br />43 010249 MUKHLAS<br />44 010262 MUNICHATUL CHUSNAH<br />45 010264 WIWIK ANDANSARI<br />46 030001 ITA PURWANTI<br />47 030002 SITI MAISAROH<br />48 030005 MUSLIH<br />49 030006 BIQRU AFDHOLIA<br />50 030007 UMI NURCHASANAH<br />51 030008 LILIK SUSIYANTI<br />52 030010 FITRIYA RAHMA MAULIDA<br />53 030013 MUHAMMAD ALIFI<br />54 030014 NUR AZIZAH<br />55 030015 MUKAYAROH<br />56 030016 MUHAMMAD RIFA'I<br />57 030018 ZAINUL ARIFIN<br />58 030019 ABDI MA'RUFIN<br />59 030020 MARIYATUL QIFTIYAH<br />60 030021 DUWI NURDIYANTI<br />61 030022 SITI UMROTUL FATIMAH<br />62 030023 MOHAMMAD DARDIRI<br />63 030025 SITI MALIKAH<br />64 030026 LAILATUL FITRIYAH<br />65 030027 M. ABDUL MUTHOLIB<br />66 030029 RENI AISIYAH<br />67 030030 INDAH SUSILOWATI<br />68 030031 SITI KHUSNUL KHOTIMAH<br />69 030032 PARNOTO<br />70 030033 IDA MUSTAFIDA<br />71 030034 MARINA WIJAYANTI<br />72 030035 DIAN HINDAH ANGGRAINI<br />73 030036 HIKMAH FITRIYAH<br />74 030037 ZAHROTUL MUFIDAH<br />75 030040 NURIL MASRUROH<br />76 030041 MUHIMATUL CHOIROH<br />77 030042 URROTUL AINI<br />78 030043 MUYESSAROH<br />79 030045 LAILATUN NURONIAH<br />80 030048 AMINATUZ ZUHRIYAH<br />81 030049 ADI BAMBANG KUSUMA<br />82 030050 KHUSNUL KHOTIMAH<br />83 030052 SARTINI<br />84 030053 AGUS ISMOYO HADI<br />85 030054 SUYADI<br />86 030055 RONIK JUBAIDAH<br />87 030056 ZUROTUN NASICHIYAH<br />88 030057 AMILATUL KHOLILA<br />89 030058 SITI JUMRONAH<br />90 030059 SISWANTO<br />91 030060 AHMAD NUR FAUZI<br />92 030062 SUHARWANTO<br />93 030065 HUSNI NASRUL HIDAYAT<br />94 030066 MUFIDAH<br />95 030067 NUR HAYATI<br />96 030068 NURILLAH KARTIKA SARI<br />97 030070 JUMA'YAH<br />98 030071 M. SYAKUR<br />99 030073 M. NAJIB ZAMZAMI YAHYA<br />100 030075 ALFIAH<br />101 030076 ISTIQOMAH ILMIYAH<br />102 030077 TURMUDI<br />103 030079 ZUHROTUL ILMI<br />104 030080 FARIZKY AMELIAWAN<br />105 030081 NUR HAYATI<br />106 030082 SOLIKHAH<br />107 030083 NURUL KHOLIFAH<br />108 030086 SANTO ABDULLAH<br />109 030087 MIFTAHUL ANITA<br />110 030089 AGUS SETIAWAN<br />111 030091 VENY LAILIYAH<br />112 030092 FATIMATUZ ZAHROH<br />113 030093 NILANG HOWILAH<br />114 030094 FERY ANA ASTUTIK<br />115 030096 SUSI HANDAYANI<br />116 030098 ITA FIANTIMALA<br />117 030102 AINUN NAIM<br />118 030103 SHONI BIRTO SUTOMO<br />119 030106 EKA YUNI LESTARI<br />120 030107 ROBET TIGOR MOSERAT<br />121 030108 WAHYUNI<br />122 030109 MARIA ULFA ULFIANA<br />123 030110 ASMAUL HUSNA<br />124 030111 SITI WAKIATUL KHOTIJAH<br />125 030112 SITI AISYAH<br />126 030113 MOKHAMAD YUSUF<br />127 030114 IDA ROSYIDAH<br />128 030115 ANANG LUKITO<br />129 030118 WARIDAH<br />130 030119 NURUL HUSNIYAH<br />131 030121 EMI FARIDA<br />132 030125 SUNARKO<br />133 030127 SAMROTUL ILMI<br />134 030128 FITRI TRISNAWATI<br />135 030129 MUHAMMAD IMADUDDIN<br />136 030130 SUHARDIYANI<br />137 030131 WARDATUL LIQO'<br />138 030134 NUR ISNAINI<br />139 030135 MUKHAMAD ROKHIM<br />140 030136 AMIRUL MU'MININ<br />141 030137 TSABIT ALA'UDDIN<br />142 030139 SHARA FARIDILLA<br />143 030141 CHURIN AIN<br />144 030142 SUWADI<br />145 030143 ROBERT SAFRIZAL UKAZ ACHMADSYAH<br />146 030144 WADJI<br />147 030145 FARRAH FADHILAH<br />148 030146 ANIYA LU'LUIN<br />149 030147 EVA NUR DIANA<br />150 030148 KHOIRIYATUL MAR'AH<br /><br />Ditetapkan di :<br />Malang, 28 Juli 2011<br />Direktur Eksekutif,<br /><br />Ttd<br /><br />Dr. H. Masykuri Bakri, M.Si.<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-49638505593331994502011-08-04T01:27:00.001-07:002018-07-30T19:33:13.311-07:00Membincang soal Gender dan Isu-isu Kesetaraan GenderOleh : Khoirul Asfiyak, M.HI<br />
Abstrak <br />
<span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">Adanya kesenjangan pada
kondisi dan posisi laki-laki dan perempuan menyebabkan perempuan belum dapat
menjadi mitra kerja aktif laki-laki dalam mengatasi masalah-masalah sosial,
ekonomi dan politik yang diarahkan pada pemerataan pembangunan.Selain itu
rendahnya kualitas perempuan turut mempengaruhi kualitas generasi penerusnya,
mengingat mereka mempunyai peran reproduksi yang sangat berperan dalam
mengembangkan sumber daya manusia masa depan. Keadilan gender adalah suatu
proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">Dengan keadilan gender berarti tidak ada
pembakuan peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi dan kekerasan terhadap
perempuan maupun laki-laki. Terwujudnya kesetaran dan keadilan gender ditandai
dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki, dan dengan
demikian mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi, dan kontrol atas
pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan.</span><br />
<span class="fullpost"><br />A. Pendahuluan<br /> </span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Dalam dua dasawarsa terakhir isu-isu
yang bersinggungan dengan persoalan K<span lang="NL">esetaraan dan </span>K<span lang="NL">eadilan Gender (KKG) </span>semakin membuncah dalam berbagai forum baik yang
berskala regional, nasional lebih-lebih di tingkat internasional<span lang="NL">.</span> Semakin banyak bermunculan individu maupun komunitas yang peduli dan <i>concern</i>
dalam membincang dan menjadi penggiat kesetaraan gender dalam berbagai forum
ilmiah maupun dalam kehidupan praktis di lapangan. Gerakan
peduli kesetaraan gender ini pada mulanya digagas oleh masyarakat kampus, hal
ini dibuktikan dengan semakin banyaknya pembentukan Pusat Studi Gender di
berbagai universitas di tanah air. Inisitif kalangan akademisi ini pada
akhirnya disambut pemerintah dengan <span lang="NL">di</span>resmi<span lang="NL">kan</span>nya
secara politik pemikiran kesetaraan dan keadilan gender ini <span lang="NL"> dalam </span>sebuah <span lang="NL">kebijakan nasional
sebagaimana ditetapkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) </span>tahun <span lang="NL">1999, UU No. 25 th. 2000 tentang Program Pembangunan Nasional</span><span lang="NL"> </span><span lang="NL">-PROPENAS 2000-2004, dan dipertegas dalam Instruksi Presiden No. 9 tahun
2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan nasional, sebagai
salah satu strategi untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Kebijakan pemerintah orde baru
menggelontorkan proyek Pengarus Utamaan Gender ini merupakan langkah yang
cerdas sebagai bagian dari mengikis, menghapus, dan menghilangkan pola pikir
masyarakat Indonesia yang secara umum masih dibelenggu oleh gaya pemikiran yang
sarat dengan bias gender. Tanpa usaha yang sungguh-sungguh dalam aksi nyata di
tengah kehidupan masyarakat maupun dukungan pemerintah berupa payung hukum yang
memberi landasan kuat dalam kehidupan bernegara, maka isu-isu kesetaraan dan
keadilan gender itu hanya akan berhenti dalam tataran ide dan tidak bisa
menyentuh sisi kehidupan riel masyarakat indonesia. <span lang="NL">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Semua orang dapat dipastikan memiliki
keyakinan yang sama bahwa kehidupan bernegara dan berbangsa mempersyaratkan
adanya keterlibatan penuh dan partisipasi aktif dari masyarakatnya. Tanpa
adanya dukungan dan kontribusi yang maksimal dari warga masyarakat terhadap
pemimpinnya, dapat dipastikan pola kepemimpinan yang berjalan adalah bersifat
otoriter dan tiran. Dan ketika pemerintahan dikelola dengan sistem yang tiran
maka dapat dipastikan kemakmuran dan keadilan adalah harga yang mahal dan pada
akhirnya hanya akan mengantarkan masyarakat itu pada kesengsaraan abadi. Dan
pelibatan masyarakat terhadap proses penyelenggaraan negara/pemerintahan ini
harus melibatkan seluruh warga negara tanpa ada diskriminasi dalam berbagai bentuknya,
seperti, Ras, agama, Suku dan terlebih kaitannya dengan gender. Dalam artian
partisipasi politik warga negara tidak didasarkan pada sentimen jenis
kelamin dengan cara mengunggulkan atau
merendahkan jenis kelamin tertentu. Partisipasi politik itu harus selalu
mengikutsertakan semua warga bangsa baik laki-laki maupun perempuan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> </span>Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik <span lang="FI">Penduduk wanita yang jumlahnya 49.9%
(102.847.415) dari total (206.264.595) penduduk Indonesia (Sensus Penduduk
2000) merupakan sumberdaya pembangunan yang cukup besar. Partisipasi aktif
wanita dalam setiap proses pembangunan akan mempercepat tercapainya tujuan
pembangunan. Kurang berperannya kaum perempuan, akan memperlambat proses
pembangunan atau bahkan perempuan dapat menjadi beban pembangunan itu sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Kenyataannya dalam beberapa aspek
pembangunan, perempuan kurang dapat berperan aktif. Hal ini disebabkan karena
kondisi dan posisi yang kurang menguntungkan dibanding laki-laki. Seperti
peluang dan kesempatan yang terbatas dalam mengakses dan mengontrol sumberdaya
pembangunan, sistem upah yang merugikan, tingkat kesehatan dan pendidikan yang
rendah, sehingga manfaat pembangunan kurang diterima kaum perempuan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Berbagai upaya pembangunan nasional
yang selama ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik
perempuan maupun laki-laki, ternyata belum dapat memberikan manfaat yang setara
bagi perempuan dan laki-laki. Bahkan belum cukup efektif memperkecil
kesenjangan yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa hak-hak perempuan memperoleh
manfaat secara optimal belum terpenuhi sehingga pembangunan nasional belum
mencapai hasil yang optimal, karena masih belum memanfaatkan kapasitas sumber
daya manusia secara penuh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Faktor penyebab kesenjangan
gender yaitu Tata nilai sosial budaya masyarakat, umumnya lebih mengutamakan
laki-laki daripada perempuan (ideology patriarki); Peraturan perundang-undangan
masih berpihak pada salah satu jenis kelamin dengan kata lain belum
mencerminkan kesetaraan gender; Penafsiran ajaran agama yang kurang
komprehensif atau cenderung tekstual kurang kontekstual, cenderung dipahami
parsial kurang kholistik; Kemampuan, kemauan dan kesiapan perempuan sendiri
untuk merubah keadaan secara konsisten dan konsekwen; Rendahnya pemahaman para
pengambil keputusan di eksekutif, yudikatif, legislatif terhadap arti, tujuan,
dan arah pembangunan yang responsif gender.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Adanya kesenjangan pada
kondisi dan posisi laki-laki dan perempuan menyebabkan perempuan belum dapat
menjadi mitra kerja aktif laki-laki dalam mengatasi masalah-masalah sosial,
ekonomi dan politik yang diarahkan pada pemerataan pembangunan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Selain itu rendahnya kualitas
perempuan turut mempengaruhi kualitas generasi penerusnya, mengingat mereka
mempunyai peran reproduksi yang sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya
manusia masa depan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Kondisi perempuan Indonesia<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Secara keseluruhan indeks
kualitas hidup manusia digambarkan melalui Indeks Pembangunan Manusia/Human
Development Index (HDI) yang berada pada peringkat ke-96 pada tahun 1995 yang kemudian
menurun ke peringkat 109 pada tahun 1998 dari 174 negara. </span><span lang="IT">Tahun 1999 berada pada peringkat 102 dari 162
negara dan tahun 2002, 110 dari 173 negara. Berdasarkan Human Development
Report 2003, HDI Indonesia menempati urutan ke-112 dari 175 negara, dibandingkan
Negara-negara ASEAN lainnya seperti HDI Malaysia, Thailand, Philippina yang
menempati urutan 59, 70 dan 77.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IT">Sedangkan Gender related
Development Index (GDI) berada pada peringkat ke-88 pada tahun 1995, kemudian
menurun ke peringkat 90 (1998) dan peringkat 92 (1999 dari 146 negara).
Kemudian pada tahun 2002 pada peringkat 91 dari 144 negara GDI inipun masih
tertinggal dibandingkan dengan-negara di ASEAN seperti Malaysia, Thailand,
Philippina yang masing-masing berada pada peringkat 54, 60, 63.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IT">Berdasarkan hasil Survey
Penduduk 2000 (BPS) diketahui jumlah penduduk Indonesia sebesar 206.264.595
orang. Jumlah laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan perempuan, (50,1%
diantaranya laki-laki dan 49,9% perempuan). Indeks pembangunan manusia skala
internasional dan nasional dilihat dri tiga aspek yaitu pendidikan, kesehatan
dan ekonomi. Kondisi dan posisi perempuan meliputi 3 (tiga) aspek tersebut di
atas sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="IT">Pendidikan<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IT">Di bidang pendidikan, kaum
perempuan masih tertinggal dibandingkan laki-laki. Kondisi ini antara lain
disebabkan adanya pandangan dalam masyarakat yang mengutamakan dan mendahulukan
laki-laki untuk mendapatkan pendidikan daripada perempuan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IT">Ketertinggalan perempuan dalam
bidang pendidikan tercermin dari presentase perempuan buta huruf (14,54% tahun
2001) lebih besar dibandingkan laki-laki (6,87%), dengan kecenderungan
meningkat selama tahun 1999-2000. Tetapi pada tahun 2002 terjadi penurunan
angka buta huruf yang cukup signifikan. Namun angka buta huruf perempuan tetap
lebih besar dari laki-laki, khususnya perempuan kepala rumah tangga. Angka buta
huruf perempuan pada kelompok 10 tahun ke atas secara nasional (2002) sebesar
9,29% dengan komposisi laki-laki 5,85% dan perempuan 12,69% (Sumber: BPS,
Statistik Kesejahteraan Rakyat 1999-2002). </span><span lang="FI">Menurut Satatistik Kesejahteraan Rakyat 2003.
Angka buta huruf perempuan 12,28% sedangkan laki-laki 5,84%.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Kesehatan<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Menurut Gender Statistics and
indicators 2000 (BPS), kemajuan di bidang kesehatan ditunjukkan dengan
menurunnya angka kematian bayi (dari 49 bayi per 1000 kelahiran pada tahun 1998
menjadi 36 tahun 2000, (Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 1999-2001).
Menurunnya angka kematian anak serta meningkatnya angka harapan hidup dari 64,8
tahun (1998) menjadi 67,9 tahun (2000), Berdasarkan estimasi parameter
demografi 1998 yang dikeluarkan BPS, angka harapan hidup (eo) pada periode
1998-2000 cenderung meningkat. Usia harapan hidup (life expectancy rate)
perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, yaitu 69,7 tahun berbanding 65,9
tahun. (Sumber: BPS, Estimasi Parameter Demografi, 1998).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Dibidang kesehatan, selama
periode 1998-2000 ada penurunan angka kematian bayi, Infant Mortality Rate
(IMR). Namun angka kematian bayi laki-laki lebih tinggi dibandingkan angka
kematian bayi perempuan. Laki-laki 41, perempuan 31, (Sumber: BPS, Statistik
Kesejahteraan Rakyat 1999-2001). Sejalan dengan semakin meningkatnya kondisi
kesehatan masyarakat, angka kematian anak, Child Mortality Rate (CMR) periode
ini juga menunjukkan penurunan, namun demikian angka kematian anak laki-laki
lebih tinggi dibandingkan kematian anak perempuan laki-laki 9,8 sedangkan
perempuan 7,9. (Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 1999-2001).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Dibidang kesehatan dan status
gizi perempuan masih merupakan masalah utama, yang ditunjukkan dengan masih
tingginya angka kematian ibu (AKI) 390/100.000 (SDKI 1994), 337/100.000 (SDKI
1997), dan menurun 307/100.000 (SDKI 2002).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Ekonomi<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Di bidang ekonomi, secara umum
partisipasi perempuan masih rendah, kemampuan perempuan memperoleh peluang
kerja dan berusaha masih rendah, demikian juga dengan akses terhadap sumber
daya ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) yang masih jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki, yaitu 45% (2002)
sedangkan laki-laki 75,34%, (Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat
1999-2002). Sedangkan ditahun 2003 TPAK laki-laki lebih besar dibanding TPAK
perempuan yakni 76,12% berbanding 44,81%. (BPS, Statistik Kesejahteraan Rakya,
2003).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="SV">Faktor Kesenjangan dibidang hukum dan
politik<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Faktor penyebab kesenjangan
kondisi dan posisi perempuan dan laki-laki dipengaruhi oleh peraturan
perundang-undangan yang bias gender karena dalam bidang hukum masih banyak
dijumpai substansi, struktur, dan budaya hukum yang diskriminatif gender.
Jumlah peraturan perundang-undangan yang diskrimintaif terhadap perempuan
berjumlah kurang lebih 32 buah. Faktor penyebab kesenjangan gender pada aspek
lain misalnya politik sebagai berikut: hasil Pemilu tahun 1999 yang menyertakan
57% pemilih perempuan hanya terwakili 8,8% dari seluruh anggota DPR, lebih
rendah dari hasil pemilu 1997 yang berjumlah 11,2% dari jumlah pemilih 51%,
(Sumber: Statistik dan Indikator Gender Indonesia 2002). Pemilu 2004 perempuan
hanya terwakili 11%.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Jumlah perempuan yang menjabat
sebagai Hakim Agung dan Hakim Yustisial Non Struktural di Mahkamah Agung juga
menunjukkan penurunan dari 36 pada tahun 1998 menjadi 34 pada tahun 1999, dan
28 pada tahun 2002, (Sumber: Statistik dan Indikator Gender Indonesia
2002-Bab7). Pada tahun 1999 jumlah PNS perempuan adalah 36,9%, laki-laki
sebesar 63,1% dari jumlah seluruh PNS (4.005.861), dan dari jumlah tersebut
hanya 15,2% PNS perempuan yang menduduki jabatan struktural, sedangkan PNS
laki-laki sebesar 84,8%. Sedangkan tahun 2000 terjadi sedikit perubahan dimana
jumlah PNS perempuan adalah 37,6%, laki-laki sebesar 62,4% dari jumlah seluruh
PNS (3.927.146), dan dari jumlah tersebut hanya 15,7% yang menduduki jabatan
struktural, sedangkan PNS laki-laki sebesar 84,3%. (Statitik dan Indikator Gender,
BPS, 2000).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Masalah HAM bagi perempuan
termasuk isu gender yang menuntut perhatian khusus adalah masalah penindasan
dan eksploitasi, kekerasan, dan persamaan hak dalam keluarga, masyarakat, dan
negara. Masalah yang sering muncul adalah perdagangan perempuan, dan pelacuran
paksa, yang umumnya timbul dari berbagai faktor yang saling terkait, antara
lain dampak negatif dari proses urbanisasi, relatif tingginya angka kemiskinan
dan pengangguran, serta rendahnya tingkat pendidikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="NL">Pengertian Kesetaraan dan Keadilan gender<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Kesetaraan gender berarti
kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta
hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam
kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan
keamanan nasional (hankamnas), serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan
tersebut. Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan diskriminasi dan ketidak
adilan struktural, baik terhadap laki-laki maupun perempuan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> </span><span lang="NL">Keadilan gender adalah suatu proses dan
perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki. </span><span lang="SV">Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan
peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan
maupun laki-laki. Terwujudnya kesetaran dan keadilan gender ditandai dengan
tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki, dan dengan demikian
mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi, dan kontrol atas pembangunan
serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV">Memiliki akses dan partisipasi
berarti memiliki peluang atau kesempatan untuk menggunakan sumber daya dan
memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terhadap cara penggunaan dan hasil
sumber daya tersebut. Memiliki kontrol berarti memiliki kewenangan penuh untuk
mengambil keputusan atas penggunaan dan hasil sumber daya. Sehingga memperoleh
manfaat yang sama dari pembangunan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="SV">Pengertian Gender dan seks<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV">Gender adalah perbedaan dan
fungsi peran sosial yang dikonstruksikan oleh masyarakat, serta tanggung jawab
laki-laki dan perempuan Sehingga gender belum tentu sama di tempat yang
berbeda, dan dapat berubah dari waktu ke waktu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Seks/kodrat adalah jenis kelamin yang terdiri dari
perempuan dan laki-laki yang telah ditentukan oleh Tuhan. Oleh karena itu tidak
dapat ditukar atau diubah. Ketentuan ini berlaku sejak dahulu kala, sekarang
dan berlaku selamanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV"> </span><span lang="FI"> Gender
bukanlah kodrat ataupun ketentuan Tuhan. Oleh karena itu gender berkaitan
dengan proses keyakinan bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berperan dan
bertindak sesuai dengan tata nilai yang terstruktur, ketentuan sosial dan
budaya ditempat mereka berada. Dengan demikian gender dapat dikatakan pembedaan
peran, fungsi, tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang
dibentuk/dikonstruksi oleh sosial budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan
zaman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Dengan
demikian perbedaan gender dan jenis kelamin (seks) adalah Gender: dapat
berubah, dapat dipertukarkan, tergantung waktu, budaya setempat, bukan
merupakan kodrat Tuhan, melainkan buatan manusia. Lain halnya dengan seks, seks
tidak dapat berubah, tidak dapat dipertukarkan, berlaku sepanjang masa, berlaku
dimana saja, di belahan dunia manapun, dan merupakan kodrat atau ciptaan Tuhan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Permasalah Ketidakadilan Gender<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Ketertinggalan perempuan
mencerminkan masih adanya ketidakadilan dan ketidak setaraan antara laki-laki
dan perempuan di Indonesia, hal ini dapat terlihat dari gambaran kondisi
perempuan di Indonesia. Sesungguhnya perbedaan gender dengan pemilahan sifat,
peran, dan posisi tidak menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan
ketidakadilan. Namun pada kenyataannya perbedaan gender telah melahirkan
berbagai ketidak adilan, bukan saja bagi kaum perempuan, tetapi juga bagi kaum
laki-laki.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Berbagai pembedaan peran,
fungsi, tugas dan tanggung jawab serta kedudukan antara laki-laki dan perempuan
baik secara langsung maupun tidak langsung, dan dampak suatu peraturan
perundang-undangan maupun kebijakan telah menimbulkan berbagai ketidakadilan
karena telah berakar dalam adat, norma ataupun struktur masyarakat. Gender
masih diartikan oleh masyarakat sebagai perbedaan jenis kelamin. Masyarakat
belum memahami bahwa gender adalah suatu konstruksi budaya tentang peran fungsi
dan tanggung jawab sosial antara laki-laki dan perempuan. Kondisi demikian
mengakibatkan kesenjangan peran sosial dan tanggung jawab sehingga terjadi
diskriminasi, terhadap laki-laki dan perempuan. </span><span lang="SV">Hanya saja bila dibandingkan, diskriminasi
terhadap perempuan kurang menguntungkan dibandingkan laki-laki.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV"> Faqih dalam Achmad M. menyatakan,
ketidak adilan gender adalah suatu sistem dan struktur yang menempatkan
laki-laki maupun perempuan sebagai korban dari sistem (Faqih, 1998a; 1997).
Selanjutnya Achmad M. menyatakan, ketidak adilan gender termanifestasikan dalam
berbagai bentuk ketidakadilan, terutama pada perempuan; misalnya marginalisasi,
subordinasi, stereotipe/pelabelan negatif sekaligus perlakuan diskriminatif
(Bhasin, 1996; Mosse, 1996), kekerasan terhadap perempuan (Prasetyo dan
Marzuki, 1997), beban kerja lebih banyak dan panjang (Ihromi, 1990).
Manisfestasi ketidakadilan gender tersebut masing-masing tidak bisa
dipisah-pisahkan, saling terkait dan berpengaruh secara dialektis (Achmad M.
hal. 33, 2001).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="SV">Bentuk-bentuk ketidakadilan akibat
diskriminasi gender<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV"> Studi
gender berhasil mengidentifikasi beberapa bentuk ketidakadilan dan diskriminasi
gender, diantaranya adalah :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV">1. Marginalisasi perempuan sebagai salah satu
bentuk ketidakadilan gender<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV">Proses marginalisasi
(peminggiran/pemiskinan) yang mengakibatkan kemiskinan, banyak terjadi dalam
masyarakat terjadi dalam masyarakat di Negara berkembang seperti penggusuran
dari kampong halaman, eksploitasi. Namun pemiskinan atas perempuan maupun laki
yang disebabkan jenis kelamin merupakan salah satu bentuk ketidakadilan yang
disebabkan gender. Sebagai contoh, banyak pekerja perempuan tersingkir dan
menjadi miskin akibat dari program pembangunan seperti internsifikasi pertanian
yang hanya memfokuskan petani laki-laki. Perempuan dipinggirkan dari berbagai
jenis kegiatan pertanian dan industri yang lebih memerlukan keterampilan yang
biasanya lebih banyak dimiliki laki-laki.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV">Selain itu perkembangan
teknologi telah menyebabkan apa yang semula dikerjakan secara manual oleh
perempuan diambil alih oleh mesin yang ummunya dikerjakan oleh tenaga
laki-laki. Beberapa studi dilakukan untuk membahas bagaimana program
pembangunan telah meminggirkan sekaligus memiskinkan perempuan (Shiva, 1997;
Mosse, 1996). Seperti Program revolusi hijau yang memiskinkan perempuan dari
pekerjaan di sawah yang menggunakan ani-ani. Di Jawa misalnya revolusi hijau
memperkenalkan jenis padi unggul yang panennya menggunakan sabit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Contoh-contoh marginalisasi:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV">Pemupukan dan pengendalian
hama dengan teknologi baru yang dikerjakan</span><span lang="EN-US"></span><span lang="SV"> laki-laki; Pemotongan padi dengan
peralatan sabit, mesin yang diasumsikan</span><span lang="EN-US"></span><span lang="SV"> hanya membutuhkan tenaga dan keterampilan
laki-laki, menggantikan tangan perempuan dengan alat panen ani-ani; Usaha
konveksi lebih suka menyerap tenaga
perempuan; Peluang menjadi pembantu rumah tangga lebih banyak perempuan; Banyak
pekerjaan yang dianggap sebagai pekerjaan perempuan seperti “guru taman
kanak-kanak” atau “sekretaris” dan “perawat”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="FI">2. Subordinasi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Subordinasi pada dasarnya
adalah keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih penting atau
lebih utama dibanding jenis kelamin lainnya. Sudah sejak dahulu ada pandangan
yang menempatkan kedudukan dan peran perempuan lebih rendah dari laki-laki.
Banyak kasus dalam tradisi, tafsiran ajaran agama maupun dalam aturan birokrasi
yang meletakan kaum perempuan sebagai subordinasi dari kaum laki-laki.
Kenyataan memperlihatkan bahwa masih ada nilai-nilai masyarakat yang membatasi
ruang gerak terutama perempuan dalam kehidupan. Sebagai contoh apabila seorang
isteri yang hendak mengikuti tugas belajar, atau hendak berpergian ke luar
negeri harus mendapat izin suami, tatapi kalau suami yang akan pergi tidak
perlu izin dari isteri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="FI">3. Pandangan stereotipe<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Setereotipe dimaksud adalah
citra baku tentang individu atau kelompok yang tidak sesuai dengan kenyataan
empiris yang ada. Pelabelan negatif secara umum selalu melahirkan
ketidakadilan. Salah satu stereotipe yang berkembang berdasarkan pengertian
gender, yakni terjadi terhadap salah satu jenis kelamin, (perempuan),<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Hal ini mengakibatkan
terjadinya diskriminasi dan berbagai ketidakadilan yang merugikan kaum
perempuan. Misalnya pandangan terhadap perempuan yang tugas dan fungsinya hanya
melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan domistik atau
kerumahtanggaan. Hal ini tidak hanya terjadi dalam lingkup rumah tangga tetapi juga
terjadi di tempat kerja dan masyaraklat, bahkan di tingkat pemerintah dan
negara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Apabila seorang laki-laki
marah, ia dianggap tegas, tetapi bila perempuan marah atau tersinggung dianggap
emosional dan tidak dapat menahan diri. Standar nilai terhadap perilaku
perempuan dan laki-laki berbeda, namun standar nilai tersebut banyak menghakimi
dan merugikan perempuan. Label kaum perempuan sebagai “ibu rumah tangga”
merugikan, jika hendak aktif dalam “kegiatan laki-laki” seperti berpolitik,
bisnis atau birokrat. Sementara label laki-laki sebagai pencari nakah utama,
(breadwinner) mengakibatkan apa saja yang dihasilkan oleh perempuan dianggap
sebagai sambilan atau tambahan dan cenderung tidak diperhitungkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="FI">4. Kekerasan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Berbagai bentuk tidak
kekerasan terhadap perempuan sebagai akibat perbedaan, muncul dalam bebagai
bentuk. Kata kekerasan merupakan terjemahkan dari violence, artinya suatu
serangan terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang. Oleh
karena itu kekerasan tidak hanya menyangkut serangan fisik saja seperti
perkosaan, pemukulan dan penyiksaan, tetapi juga yang bersifat non fisik,
seperpti pelecehan seksual sehingga secara emosional terusik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Pelaku kekerasan
bermacam-macam, ada yang bersifat individu, baik di dalam rumah tangga sendiri maupun
di tempat umum, ada juga di dalam masyarakat itu sendiri. Pelaku bisa saja
suami/ayah, keponakan, sepupu, paman, mertua, anak laki-laki, tetangga,
majikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="FI">5. Beban Ganda<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Bentuk lain dari diskriminasi
dan ketidak adilan gender adalah beban ganda yang harus dilakukan oleh salah
satu jenis kalamin tertentu secara berlebihan. Dalam suatu rumah tangga pada
umumnya beberapa jenis kegiatan dilakukan laki-laki, dan beberapa dilakukan
oleh perempuan. Berbagai observasi, menunjukkan perempuan mengerjakan hampir
90% dari pekerjaan dalam rumah tangga. Sehingga bagi mereka yang bekerja,
selain bekerja di tempat kerja juga masih harus mengerjakan pekerjaan rumah
tangga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Dalam proses pembangunan,
kenyataannya perempuan sebagai sumber daya insani masih mendapat pembedan
perlakuan, terutama bila bergerak dalam bidang publik. Dirasakan banyak
ketimpangan, meskipun ada juga ketimpangan yang dialami kaum laki-laki di satu
sisi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="EN-US">Peran perempuan di domestik dan publik<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Patut dicatat apa
yang dinyatakan oleh sekelompok penggiat HAM dan gender ketika melakukan
deklarasi tentang hak-hak keperempuan-an dimana dinyatakan bahwa :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="EN-US">“Women have a vital role to play in the promotion of peace in all
sphares of life, in the family, the community, the nation, and the world. Women
must participate equally with men in the decision making process which help to
promote peace at all the levels “</span></i><span lang="EN-US">(Deklarasi
Konferensi Mexico, 1975)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Dari sisi lain ada fakta yang
cukup menarik bahwa perempuan memiliki kelebihan /potensi perempuan dalam bidang-bidang
berikut ini :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="FI">• Rasa sosial, toleransi, ikatan kelompok<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV">• Jiwa interpreneur (keseimbangan
pendapatan-pengeluaran)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV">• Perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan dasar
keluarga, terutama bagi anak-anaknya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV">• Perajut persatuan dan kesatuan hidup masyarakat,
bangsa, dan negara<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV">• Pendidik pertama dan utama bagi generasi penerus
keluarga, bangsa, dan negara <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Perjuangan Kesetaraan laki-laki dan
perempuan (internasional)<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV">Deklarasi HAM, PBB (1948)
memberi aspirasi bagi gerakan feminis untuk memperjuangkan hak-hak perempuan
(all human beings are born free and equal in dignity and rights), 1952 hak
politik dan ekonomi perempuan diadopsi PBB.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV">Pada tahun 1963, gerakan
global emasipasi masuk dalam agenda PBB (ECOSOC) untuk diakomodasi Negara
anggota, Commission on the Status of Women (1967) memberi aspirasi pada
lahirnya PKK.. selanjutnya pada Konferensi di Mexico, 1975 menyetujui program
WID (Women in Development) sebagai strategi meningkatkan peran wanita. Demikian
juga pada Konferensi di Nairobi, 1985 setujui pembentukan UNIFEM lembaga PBB
untuk perempuan dengan program WAD (Women and Development) 1979 CEDAW-PBB,
melalui UU No. 7 tahun 1984, Indonesia meratifikasi CEDAW.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV">Pertemuan di Vienna, 1990
menyetujui program GAD (Gender and Development) dengan strategi Pengarustuaamaan
Gender, melalui Keputusan Presiden No. 36 tahun 1990, Indonesia meratifikasi
CRC (Convention Rights of Children).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV">Konferensi ICPD, Cairo 1994
mengagendakan perlindungan terhadap hak reproduksi perempuan dalam pembangunan
yang berkelanjutan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV">Konferensi di Beijing, 1995
merinci 12 keprihatinan terhadap perempuan yang dikenal dengan 12 critical
issues.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="SV">Secara Nasional antara lain:<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV">Adanya UUD 1945 yang sudah
empat kali diamandemen, UU No. 25 tahun 2000</span><span lang="EN-US"></span><span lang="SV"> tentang Propenas, UU No. 12 tahun 2000
tentang Pemilu</span><span lang="EN-US"></span><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="ES">IInstruksi</span><span lang="EN-US"></span><span lang="ES"> Presiden No. 9 tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="IT">Prinsip dasar membangun kesetaran gender
di Indonesia<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV">• Menghargai pluralistik<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV">• Pendekatan sosio-kultural<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV">• Peningaktan ekonomi dan kesejahteraan rakyat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV">• Penegakan HAM dan supremasi hukum<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV">• Penghapusan kekerasan dan diskriminasi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV">• Penyadaran pilar pembangunan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV">• Pemerintah: sosialisasi dan advokasi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="FI">• Masyarkat: sensitisasi dan advokasi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="FI">• Dunia usaha, penyadaran dan advokasi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="FI">• Penyatuan persepsi, pemahman, dan penyadaran
kepada semua pihak untuk mewujudkan kesetaran gender dan perlindungan anak
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Upaya-upaya dan usaha yang dilakukan
pemerintah dalam rangka KKG<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Upaya
mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender sebagai visi Kementerian Pemberdayaan
Perempuan RI sebenarnya merupakan bentuk pembaruan pembangunan pemberdayaan
perempuan yang selama tiga dasa warsa telah memberikan manfaat yang cukup
besar. Berbagai peningkatan pemberdayaan perempuan bisa dilihat dengan
meningkatnya kualitas hidup perempuan dari berbagai aspek , meskipun masih
belum optimal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Untuk
meningkatkan status dan kualitas perempuan juga telah diupayakan namun hasilnya
masih belum memadai, ini terlihat dari kesempatan kerja perempuan belum
membaik, beban kerja masih berat, kedudukan masih rendah. Di lain pihak, pada
saat ini masih banyak kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang belum
peka gender, yang mana belum mempertimbangkan perbedaan pengalaman, aspirasi
dan kepentingan antara perempuan dan laki-laki serta belum menetapkan kesetaran
dan keadilan gender sebagai sasaran akhir pembangunan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI">Penyebabnya antara lain belum
adanya kesadaran gender terutama di kalangan para perencana dan pembuat keputusan;
ketidak lengkapan data dan informasi gender yang dipisahkan menurut jenis
kelamin (terpilah); juga masih belum mapannya hubungan kemitraan antara
pemerintah dengan masyarakat maupun lembaga-lembaga yang memiliki visi
pemberdayaan perempuan yaitu dalam tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi kebijakan dan program pembangunan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="FI"> Bergesernya
proporsi pekerjaan utama perempuan dari pertanian ke ranah industri,
meningkatnya mobilitas perempuan baik migrasi domestik maupun internasional
serta semakin membaiknya peran perempuan di lingkup keluarga, masyarakat dan
berbangsa serta bernegara merupakan indikator keberhasilan pemberdayaan
perempuan khususnya upaya kesetaraan dan keadilan gender mulai dapat dirasakan.
Meskipun kemajuan perempuan ini hanya bisa dinikmati pada tataran masyarakat
yang sosial ekonominya mapan (menengah ke atas). Sebaliknya pada tingkat sosial
ekonomi menengah ke bawah, masih sering dijumpai ketimpangan antara laki-laki
dan perempuan baik dalam memperoleh peluang, kesempatan dan akses serta kontrol
dalam pembangunan, serta perolehan manfaat atas hasil pembangunan. </span><span lang="SV">Hal ini tidak lain karena masalah
struktural utamanya. Selain nilai-nilai budaya patriarkhi yang dilegitimasi
dengan (atas nama) agama dan sistem sosial yang menempatkan perempuan dan
laki-laki dalam kedudukan dan peran yang berbeda dan dibeda-bedakan. (Zaitunah
Subhan, hal. 17-18, 2001)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV"> Dalam
GBHN 1999-2004 menetapkan dua arah kebijakan pemberdayaan perempuan yakni
pertama meningkatkan kedudukan dan peranan perempuan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara melalui kebijakan nasional yang diemban oleh lembaga yang mampu
memperjuangkan terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender. Kedua meningkatkan
kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuan dengan tetap mempertahankan
nilai persatuan dan kesatuan serta nilai historis perjuangan perempuan dalam
rangka melanjutkan usaha pemberdayaan perempuan serta kesejahteraan keluarga
dan masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV"> Dengan demikian pemberdayaan
perempuan dalam rangka mewujudkan KKG merupakan komitmen bangsa Indonesia yang
pelaksanaannya menjadi tanggung jawab seluruh pihak eksekutif, legislatif,
yudikatif, tokoh-tokoh agama dan masyarakat secara keseluruhan. Sesuai dengan
dua arahan kebijakan itu, pemerintah bertanggung jawab untuk merumuskan
kebijakan-kebijakan pemberdayaan perempuan di tingkat nasional maupun daerah,
yang pelaksanaannya dapat memberikan hasil terwujudnya kesetaraan dan keadilan
gender di segala bidang kehidupan dan pembangunan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV">Berdasarkan arah kebijakan
yang dimandatkan oleh GBHN 1999-2004 untuk butir pemberdayaan perempuan,
Propenas 2000-2004 telah melakukan mainstreaming kebijakan dan program
pembangunan pemberdayaan perempuan. Selanjutnya Propenas telah dirumusakan
secara lebih rinci setiap tahunnya ke dalam Rencana Pembangunan tahunan
(Repeta), untuk tahun 2001 (Repeta 2001).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV"> Selanjutnya
dalam Rencana Strategi Kementerian Pemberdayaan Perempuan 2001-2004, program
yang disusun terdiri dari program dalam rangka pembangunan pemberdayaan
perempuan, peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak dan upaya
peningkatan kemampuan. Mencakup Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan
Pemberdayaan Perempuan; Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan; Program
Peningkatan Peran Masyarakat Pemampuan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender;
Program Peningkatan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak; Program Sumber Daya,
Sarana dan Prasarana. Mengingat produk tersebut merupakan undang-undang, maka
untuk mewujudkan kesetaran dan keadilan gender harus menjadi komitmen bersama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV">Dalam rangka mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender melaui program yang peka akan permasalahan
gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan telah bekerjasama dengan UNFPA dalam
melaksanakan serangkaian kegiatan Mainstreaming Gender Issues in Reproductive
Health and Population Policies and Programmes.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV">Tujuan utama program ini
adalah tercapainya perbaikan status kesehatan reproduksi kaum perempuan dan
laki-laki melalui kebijakan program kesehatan reproduksi dan kependudukan yang
sensitif gender. Hal ini akan dicapai melalui penguatan kapasitas nasional
untuk melakukan pengarusutamaan gender, serta melalui aplikasi konsep gender
dalam formulasi dan pelaksanaan kebijakan dan program untuk kesehatan
reproduksi dan kependudukan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV">Upaya mengaktualisasikan dan
memanifestasikan dan mengakselerasi-kan PUG di sektor strategis, propinsi dan
kabupaten/kota, Kementerian Pemberdayaan Perempuan juga telah melaksanakan
program dan langkah konkrit antara lain:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV">• Program Pengembangan dan keserasian kebijakan
pemberdayaan perempuan, serta serangkaian koordinasi telah dilakukan dalam
upaya perbaikan undang-undang yang masih bias gender seperti UU No. 1 tahun
1974 tentang Perkawinan dan UU No. 62 tahun 1958 tentang Kewarganegaraan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV">• Program Peningkatan Peranserta masyarakat dan
penguatan kelembagaan PUG dilakukan dengan melalui: sosialisasi, advokasi, dan
pelatihan analisis gender baik di tingkat pusat, propinsi, dan kabupaten/kota;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IT">• Pengembangan modul sosialisasi/advokasi gender;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IT">• Pengembangan alat untuk analisis gender yang
digunakan dalam perencanaan program dan dikenal dengan Gender Analysis Pathway
(GAP); dan Problem Base Analysis (PROBA).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IT">• Pengembanagan Homepage untuk penyediaan data dan
informasi program pembangunan pemberdayaan perempuan, konsep kesetaraan dan
keadilan gender dan jaringan informasi dengan website;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IT">• Penyusunan Profil gender untuk 26 propinsi;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IT">• Fasilitasi bantuan teknis kepada daerah
propinsi, kabupaten dan kota;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IT">• Tersedianya data dan informasi yang terpilah
menurut jenis kelamin secara berkala dan berkesinambungan dari propinsi dan
kabupaten/kota mengenai pengarusutamaan gender dalam pembangunan daerah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="IT">Simpulan<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IT">Berdasarkan uraian di atas
menunjukkan bahwa diskriminasi gender telah melahirkan ketimpangan dalam
kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, selain itu
ketimpangan lebih banyak dialami perempuan dari pada laki-laki.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IT">Akibat diskriminasi gender
yang telah berlaku sejak lama, kondisi perempuan di bidang ekonomi, sosial, dan
budaya, politik, hankam dan HAM berada pada posisi yang tidak menguntungkan.
Kondisi yang tidak menguntungkan ini apabila tidak diatasi, maka ketimpangan
atau kesenjangan pada kondisi dan posisi perempuan tetap saja akan terjadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IT">Bahwa status perempuan dalam
kehidupan sosial dalam banyak hal masih mengalami diskriminasi haruslah diakui.
Kondisi ini terkait erat dengan masih kuatnya nilai-nilai tradisional terutama
di pedesaan, dimana perempuan kurang memperoleh akses terhadap pendidikan,
pekerjaan, pengambilan keputusan dan aspek lainnya. Keadaan ini menciptakan permasalahan
tersendiri dalam upaya pemberdayaan perempuan, dimana diharapkan perempuan
memiliki peranan yang lebih kuat dalam proses pembangunan. Kurangnya
keikutsertaan perempuan dalam memberikan konstribusi terhadap program
pembangunan menyebabkan kesenjangan yang ada terus saja terjadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span lang="IT">Daftar Pustaka:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="IT">Achmad
Muthali’in, Bias Gender dalam Pendidikan, Surakarta, Muhammadiyah University
Press, 2001.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US">BPS, United Nations Developmen Fund
for Women. Gender Statistics and Indicators 2000.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US">BPS, Kementerian Pemberdayaan
Perempuan, JICA dan UNFPA, Buku Referensi Pelatihan: Fakta dan Indikator
Gender, Tingkat Nasional, 4 Propinsi dan 16 Kabupaten/Kota Terpilih, 2003.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US">BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat,
2003.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US">Dr. H. Nasaruddin Umar, MA, et all,
Dr. H. Abdul Djamil, MA. (Pengantar), Dra. Hj. Sri Suhandjati Sukri (Editor),
Bias Jender dalam Pemahaman Islam, Jilid I Penerbit IAIN Walisongo dengan Gama
Media, 2002.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US">Julia Cleves Mosse, Gender dan
Pembangunan, Diterbitkan atas kerjasama RIFKA ANNISA Women’s Crisis Centre
dengan Pustaka Pelajar, 1996.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US">Kantor Menteri Negara Peranan
Wanita, 1998, Profil Wanita Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US">Kantor Menteri Negara Peranan
Wanita, Pedoman Teknis Perencanaan Pembangunan Berperspektif Gender.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US">Kantor Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan, Deputi Bidang Kesetaraan Gender bekerjasama dengan Bangun Mitra
Sejati, 2001, Modul Pelatihan, Keadilan dan Kesetaraan Gender untuk BUMN/BUMD
dan Perusahaan Swasata.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US">Kantor Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan RI, 2002, Panduan Gender dalam Perencanaan Partisipatif.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US">Kantor Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan RI, 2002, Buku 1, Bahan Informasi Pengarusutamaan Gender, Edisi ke-2,
Apa Itu Gender.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US">Kantor Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan RI, 2002, Buku 2, Bahan Informasi Pengarusutamaan Gender, Edisi ke-2,
Bagaimana Mengatasi Kesenjangan Gender.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US">Kantor Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan RI, 2002, Buku 3, Bahan Informasi Pengarusutamaan Gender, Ediisi
ke-2, Perencanaan erperspektif Gender.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US">Kantor Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan RI, 2002, Buku 4, Bahan Informasi Pengarusutamaan Gender, Edidisi
ke-2, Pemantauan dan Penilaian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US">Kementerian Pemberdayaan Perempuan,
Bahan Informasi Gender, Modul 1: Apa itu Gender?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US">UNIFEM and NCRFW, 1994, Gender and
Development Making the Bureaucracy gender-responsive, a sourcebook for
advocates, planners, and implementors, (developed by dr. amaryllis t. tores and
professor rosario s. del rosario with the assistance of professor rosalinda
pineda-ofreneo for Unifem and NCRFW).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US">UNFPA, Kementerian Pemberdayaan
Perempuan, BKKBN, 2003, Bunga Rampai “Bahan Pembelajaran Pelatihan
Pengarusutamaan Gender dan Program Pembangunan Nasional”.<o:p></o:p></span></div>
<span class="fullpost">
<span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">Zaitunah Subhan, Peningkatan Kesetaraan dan
Keadilan Jender, dalam membangun Good Governance.</span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-51718002150314157862011-07-22T20:19:00.000-07:002011-08-11T20:02:00.234-07:00BEASISWA S1 UNTUK GURU RA/MADRASAH<blink style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"><span style="font-size:130%;">BEASISWA LAGI..... BEASISWA LAGI......</span></blink>
<br />
<br />Diumumkan kepada para Guru RA/Madrasah bahwa Universitas Islam Malang kerjasama dengan Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Republik Indonesia akan menyelenggarakan Program Peningkatan Kualifikasi guru RA/Madrasah yang belum berpendidikan jenjang S-1 <span style="color: rgb(204, 0, 0);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;">JURUSAN BHS. INDONESIA, BHS. INGGRIS DAN MATEMATIKA</span></span>. Oleh sebab itu bagi yang berminat dapat mendaftarkan diri dengan ketentuan sebagai berikut :
<br /><span class="fullpost">
<br /><span style="font-weight: bold;">A. Persyaratan</span>
<br />1. Legalisir Ijazah SLTA/sederajat sebanyak 4 lembar ;
<br />2. Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar ;
<br />3. Fotocopy SK mengajar pertama kali yang dilegalisir, minimal Januari 2007 sebanyak 2 eksemplar;
<br />4. Surat keterangan mengajar dari Kepala RA/Madrasah 1 lembar ;
<br />5. Surat Ijin Belajar dari Kepala Sekolah 1 lembar ;
<br />6. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak 3 lembar ;
<br />7. Mengisi formulir pendaftaran yang di syahkan oleh Kasi Mapenda Kabupaten/Kota;
<br />8. Tidak sedang studi di Perguruan Tinggi dan tidak menerima beasiswa dari Instansi lain, dengan mengisi surat pernyataan bermeterei 6000 ;
<br />9. Mengisi surat pernyataan kinerja bermeterei 6000 ;
<br />10. Usia pendaftar tidak boleh lebih dari 53 tahun pada bulan Agustus 2011 ;
<br />11. </span><span class="fullpost">Persyaratan no. 7-9 dapat diambil di kantor FAI</span> Unisma
<br /><span class="fullpost">12. Calon pendaftar harus datang sendiri dan tidak boleh diwakilkan.
<br />
<br />
<br />Semua persyaratan dimasukkan dalam stopmap untuk ;
<br />a. Jurusan Bahasa Indonesia berwarna merah
<br />b. Jurusan Bahasa Inggris berwarna Kuning
<br />b. Jurusan Matematika berwarna Hijau
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">B. Waktu Pendaftaran dan Pengumuman</span>
<br />1. Pendaftaran semula tanggal <blink> <span style="color: rgb(0, 0, 153);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;">28 Juli s/d 12 Agustus 2011</span></span> <span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >DIUNDUR HINGGA tanggal <span style="color: rgb(153, 0, 0);">24 AGUSTUS 2011</span></span></blink>.
<br />2. Tempat pendaftaran di Kantor Kualifikasi Guru RA/Madrasah Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang, Jl.MT. Haryono 193 Malang 0341-580547 psw 103 pada jam 09.00 – 14.00 WIB
<br />3. Seleksi akan dilakukan melalui Interview dan tes baca al-Qur’an tanggal <span style="color: rgb(102, 0, 0);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;"><blink>26 Agustus 2011 di gedung F Unisma jam 08.30 WIB s/d selesai</blink></span></span>.
<br />4. Pengumuman kelulusan dapat dilihat di papan pengumuman FAI Unisma atau Website FAI (fai-unisma-malang.blogspot. com, FB: civitas fai unisma) tanggal <span style="color: rgb(0, 102, 0);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;">27 Agustus 2011</span></span>.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">C. Lain-Lain</span>
<br />1. Segala keputusan panitia terkait dengan deterima tidaknya calon peserta peningkatan Kualifikasi Guru RA/Madrasah ke jenjang S-1 tidak dapat di ganggu gugat.
<br />2. Bagi yang dinyatakan Lulus seleksi akan mendapatkan biaya studi penuh dan mengikuti program di <span style="font-weight: bold;">Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Malang</span>.
<br />
<br />Demikian pengumuman ini disampaikan, dan hal-hal yang belum di atur dalam pengumuman ini akan di atur kemudian.
<br />
<br />Malang, 22 Juli 2011
<br />Direktur Eksekutif,
<br />
<br />Ttd
<br />
<br />Dr. H. MASYKURI BAKRI, M.Si.
<br />
<br />Bagi yang ingin mendapatkan pengumuman secara lengkap berikut persyaratan untuk mengikuti pendaftaran ini silahkan download formnya <span style="font-size:130%;"><a href="http://www.4shared.com/document/Z2vEUr7q/PENGUMUMAN_PENDAFTARAN_FKIP_20.html"><blink><span style="font-weight:bold;">DISINI</span></blink></a></span>.
<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-24199300062215105872011-06-03T21:29:00.000-07:002011-06-04T21:24:54.976-07:00Pengumuman Hasil Tes Tulis Program Kualifikasi Guru RA/MadrasahNomor :18 /PKG.MI/U.I/VI/2010 3 Juni 2011<br />Lampiran : 2 (Dua) lampiran<br />Perihal : Pengumuman Hasil Seleksi Tes Tulis<br /> Program Peningkatan Kualifikasi Guru RA/Madrasah Tahun 2011<br /><br />Kepada : Yth. Peserta tes tulis calon mahasiswa<br /> Program Peningkatan Kualifikasi Guru RA/Madrasah Th. 2011<br /> Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang<br /> Di Tempat<br /><span class="fullpost"><br />Assalamu’alaikum War. Wab.<br />Berkaitan dengan hasil seleksi tes tulis calon mahasiswa program peningkatan kualifikasi Guru Madrasah Ibtidaiyah Jurusan PGMI dan PAI Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang, maka dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut:<br />1. Nama-nama yang tercantum dalam lampiran surat ini telah dinyatakan lulus Ujian Tulis yaitu;<br />Jurusan PAI : 120 orang<br />Jurusan PGMI : 170 orang<br />2. Bagi yang lulus ujian tulis diwajibkan mengikuti tes baca al-Qur’an dan interview pada hari <blink style="color: rgb(51, 51, 255);"><span style="font-weight:bold;font-size:130%;" >Sabtu, 16 Juli 2011 jam 08.30 WIB</span></blink> di gedung F lantai I dan III, dan bagi yang tidak datang dinyatakan mengundurkan diri.<br />3. Saat tes baca al-Qur’an dan interview semua peserta wajib memakai pakaian yang rapi dan sopan serta bersepatu.<br />4. Hasil tes baca al-Qur’an dan interview akan diumumkan pada tanggal <blink style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);"><span style="font-size:130%;">06 Agustus 2011</span></blink>, dan yang bersangkutan baru dinyatakan diterima sebagai mahasiswa Program Peningkatan Kualifikai Guru RA/Madrasah tahun 2011 di Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang (Web: fai-unisma-malang.blogspot.com, Facebook: civitas fai unisma)<br /><br />Demikian pengumuman ini disampaikan dan keputusan panitia tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.<br />Wassalamu’alaikum Wr. Wb.<br /><br />Ketua Penyelenggara,<br /><br />Ttd<br /><br />Dr. H. Masykuri Bakri, M.Si.<br /><br /><br /><br />Lampiran Surat No. : 18 /PKG.MI/U.I/VI/2011<br />Tertanggal : 03 Juni 2011<br />Tentang Perihal : Pengumuman Hasil Seleksi Tes Tulis Program Peningkatan<br /> Kualifikasi Guru RA/Madrasah Th. 2011<br /><br /><br />DAFTAR CALON MAHASISWA LULUS UJIAN TES TULIS<br />PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI GURU RA/MADRASAH JENJANG S-1 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM<br />KERJASAMA DEPAG RI – UNIVERSITAS ISLAM MALANG<br />TAHUN AKADEMIK 2011/2012<br /><br />NO NO UJIAN NAMA<br />1 010237 SITI URIFAH<br />2 010046 MUCHAMAD ROFI'I<br />3 010238 AZIZATUN NIF'AH<br />4 010012 LULUK ILAINI<br />5 010068 HANIK HANATUL HAJIJAH<br />6 010092 ELYA HERAWATI<br />7 010205 SITI KHOIRIYAH<br />8 010263 TRI PRASETIORINI<br />9 010269 SUCI MASYTHOH HABSARI DEWI<br />10 010037 KHOIRICHA<br />11 010227 SITI AMINAH<br />12 010134 SITI ZAHROH<br />13 010135 MUSLIMAH<br />14 010071 SITI AISYAH<br />15 010072 WILUJENG FITRIANI<br />16 010166 DIDIK KURNIAWAN<br />17 010025 MUTMAINAH<br />18 010027 ULFA ANDRIANI<br />19 010028 TJUTRI HERLINAH<br />20 010029 SATMI<br />21 010057 FITRIYA WIDAYATI<br />22 010059 AN'ISHA KAMESWARA<br />23 010069 LAILATUL MASRIFAH<br />24 010093 RESTU TITI AWANA<br />25 010112 LAILATUL MISRIYAH<br />26 010120 RISKI AMALIAH<br />27 010121 ANISATUL MUBAROH<br />28 010137 BADRUT TAMAMI<br />29 010224 ARINI HIDAYATI<br />30 010039 KHOIROTUL FITRIAH<br />31 010260 QOJIN<br />32 010138 MUJTAHID<br />33 010013 DINA ARIANI<br />34 010015 DIDIK NURHADI<br />35 010016 ASRIL ARIFIN<br />36 010174 MUHAMMAD IRHAM TORIK<br />37 010175 ZAINURI<br />38 010176 KHUSNUL KHOTIMAH<br />39 010011 NUR HIDAYATI<br />40 010073 TITIK WINARSIH<br />41 010115 SITI ROSYIDAH<br />42 010116 SUMIATI<br />43 010122 KUSNUL MA'IDAH<br />44 010136 AYU LESTARI NINGSIH<br />45 010146 DARIA MAYA SOFYANA<br />46 010159 MARMIATI<br />47 010157 MUSLIMIN<br />48 010117 KHOIROTUL QODRIYAH<br />49 010150 IDA LISTIANA<br />50 010148 JUMAIKAH<br />51 010161 NUR FITRI DIANITA<br />52 010188 UMI NIHAYAH<br />53 010245 NUR ASIYAH<br />54 010250 MOH. AUSONY SURGANIAGARA<br />55 010145 ASMAUL CHOSNAH<br />56 010186 MUHAMMAD HAMZAH<br />57 010177 ANIS KHURLAILI ZUNAIDA<br />58 010001 NANIK IDAYANI<br />59 010193 FAHMI MUZAKKI<br />60 010008 ANIK NASOPAH<br />61 010081 IKE WIDYAYANTI<br />62 010082 KHUSNUL KHOTIMAH<br />63 010129 SITI CHOIROH<br />64 010104 USTADZI<br />65 010168 AFILUDIN<br />66 010185 N AILUL ANTON<br />67 010253 AHMAD MUHLISIN<br />68 010254 MIFTAKHUL HUDA<br />69 010130 BEY ABDULLOH QOSIM<br />70 010212 MOH. FATHONI<br />71 010024 ILMA ULFIANA HADI<br />72 010211 ZAINULLAH<br />73 010194 M.TAUFIK<br />74 010002 MUHAMMAD NUR ROIS<br />75 010064 KHAULA ASFIATI<br />76 010248 FERIDATUL KHUSNAH<br />77 010151 MUKARROMAH<br />78 010170 HUMAIDI<br />79 010198 SULAIKHAN GHONI<br />80 010147 ZAINUL ABIDIN<br />81 010169 AHMAD SYA'RONI<br />82 010180 ROFIATIN<br />83 010195 AINUN MARDIYA<br />84 010213 SITI RAHMAWATI<br />85 010226 MAHMUDI<br />86 010244 FATHURAHMAN<br />87 010251 SISKA SINTYA DEWI<br />88 010036 DEWI NILA SYA'IDAH<br />89 010056 SITI NURBA'IDAH<br />90 010153 ACHMAD IZZUL MUTTAQIN<br />91 010257 FARIDA<br />92 010258 IFA NADIROTUL UNZIYAH<br />93 010035 ACHMAD CHOIRI<br />94 010246 MUKHAMMAD MUJIB<br />95 010171 LILIS PURWANTINI<br />96 010259 IMRONA INANU<br />97 010009 SUCHUFAH<br />98 010023 MUHAMMAD KHAIRUDDIN<br />99 010060 KHORIDAH<br />100 010090 ROHMAT ROSUL<br />101 010132 ZAKKIYA DAMAYANTI<br />102 010152 SAYYIDATUL LABIBA<br />103 010225 M. ALI MUFTI<br />104 010240 ABD. JAMIL<br />105 010042 ELYSA PUTRI<br />106 010062 NAF'ATUL KHOIROH<br />107 010083 AHMAD MUNTAHA<br />108 010214 ABD. GHOFUR<br />109 010215 SUSIAWATI<br />110 010256 M. SODIK<br />111 010143 SITI MAIMUNAH<br />112 010038 MUHAMMAD SHOIM<br />113 010061 NUR SALIM<br />114 010086 ANIK UMIATI<br />115 010094 CHALIMATUS SAKDIYAH<br />116 010103 TITIK KAROMAH<br />117 010107 MAULIATUSH SHOLIHAH ZAHRO'<br />118 010216 CHUSNIATIN<br />119 010233 ZAINUL MUSYAFA<br />120 010142 NINDA JIAH PUTRI INDRIA NINGSIH<br /><br /><br />DAFTAR CALON MAHASISWA LULUS UJIAN TES TULIS<br />PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI GURU RA/MADRASAH JENJANG S-1 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH<br />KERJASAMA DEPAG RI – UNIVERSITAS ISLAM MALANG<br />TAHUN AKADEMIK 2011/2012<br /><br /><br />NO NO UJIAN NAMA<br />1 030036 HIKMAH FITRIYAH<br />2 030023 MOHAMMAD DARDIRI<br />3 030050 KHUSNUL KHOTIMAH<br />4 030042 URROTUL AINI<br />5 030049 ADI BAMBANG KUSUMA<br />6 030114 IDA ROSYIDAH<br />7 030066 MUFIDAH<br />8 030011 USWATUN CHASANAH<br />9 030005 MUSLIH<br />10 030056 ZUROTUN NASICHIYAH<br />11 030057 AMILATUL KHOLILA<br />12 030105 NURUL HIDAYAH<br />13 030109 MARIA ULFA ULFIANA<br />14 030119 NURUL HUSNIYAH<br />15 030076 ISTIQOMAH ILMIYAH<br />16 030104 SYAMSUL ARIFIN<br />17 030067 NUR HAYATI<br />18 030148 KHOIRIYATUL MAR'AH<br />19 030143 ROBERT SAFRIZAL UKAZ ACHMADSYAH<br />20 030087 MIFTAHUL ANITA<br />21 030010 FITRIYA RAHMA MAULIDA<br />22 030055 RONIK JUBAIDAH<br />23 030064 USWATUN HIDAYATI<br />24 030089 AGUS SETIAWAN<br />25 030007 UMI NURCHASANAH<br />26 030054 SUYADI<br />27 030115 ANANG LUKITO<br />28 030052 SARTINI<br />29 030004 YUNIAR MASRUROH<br />30 030102 AINUN NAIM<br />31 030141 CHURIN AIN<br />32 030073 M. NAJIB ZAMZAMI YAHYA<br />33 030113 MOKHAMAD YUSUF<br />34 030080 FARIZKY AMELIAWAN<br />35 030139 SHARA FARIDILLA<br />36 030111 SITI WAKIATUL KHOTIJAH<br />37 030002 SITI MAISAROH<br />38 030048 AMINATUZ ZUHRIYAH<br />39 030108 WAHYUNI<br />40 030112 SITI AISYAH<br />41 030103 SHONI BIRTO SUTOMO<br />42 030110 ASMAUL HUSNA<br />43 030138 SISCA WULANDARI<br />44 030019 ABDI MA'RUFIN<br />45 030024 TAMAMUN<br />46 030071 M. SYAKUR<br />47 030124 WIWIK HANIFATUR ROSIDA<br />48 030034 MARINA WIJAYANTI<br />49 030060 AHMAD NUR FAUZI<br />50 030069 IBNU BHARATA<br />51 030086 SANTO ABDULLAH<br />52 030096 SUSI HANDAYANI<br />53 030127 SAMROTUL ILMI<br />54 030106 EKA YUNI LESTARI<br />55 030031 SITI KHUSNUL KHOTIMAH<br />56 030107 ROBET TIGOR MOSERAT<br />57 030135 MUKHAMAD ROKHIM<br />58 030033 IDA MUSTAFIDA<br />59 030041 MUHIMATUL CHOIROH<br />60 030045 LAILATUN NURONIAH<br />61 030085 AYON SYAHRUDIN<br />62 030084 SITI KHOLILAH<br />63 030146 ANIYA LU'LUIN<br />64 030082 SOLIKHAH<br />65 030029 RENI AISIYAH<br />66 030040 NURIL MASRUROH<br />67 030078 MAHRUS ARDIANSYAH<br />68 030136 AMIRUL MU'MININ<br />69 030025 SITI MALIKAH<br />70 030037 ZAHROTUL MUFIDAH<br />71 030053 AGUS ISMOYO HADI<br />72 030099 NURHAYANI<br />73 030118 WARIDAH<br />74 030079 ZUHROTUL ILMI<br />75 030083 NURUL KHOLIFAH<br />76 030121 EMI FARIDA<br />77 030018 ZAINUL ARIFIN<br />78 030038 BAHRUL ULUM<br />79 030131 WARDATUL LIQO'<br />80 030134 NUR ISNAINI<br />81 030058 SITI JUMRONAH<br />82 030068 NURILLAH KARTIKA SARI<br />83 030098 ITA FIANTIMALA<br />84 030125 SUNARKO<br />85 030006 BIQRU AFDHOLIA<br />86 030022 SITI UMROTUL FATIMAH<br />87 030062 SUHARWANTO<br />88 030142 SUWADI<br />89 030001 ITA PURWANTI<br />90 030021 DUWI NURDIYANTI<br />91 030051 MIFTAHUL JANNAH<br />92 030075 ALFIAH<br />93 030093 NILANG HOWILAH<br />94 030077 TURMUDI<br />95 030092 FATIMATUZ ZAHROH<br />96 030130 SUHARDIYANI<br />97 030081 NUR HAYATI<br />98 030091 VENY LAILIYAH<br />99 030147 EVA NUR DIANA<br />100 030026 LAILATUL FITRIYAH<br />101 030032 PARNOTO<br />102 030035 DIAN HINDAH ANGGRAINI<br />103 030145 FARRAH FADHILAH<br />104 030008 LILIK SUSIYANTI<br />105 030044 ACHMAD ABDULLAH SHIDDIQ<br />106 030065 HUSNI NASRUL HIDAYAT<br />107 030070 JUMA'YAH<br />108 030094 FERY ANA ASTUTIK<br />109 030137 TSABIT ALA'UDDIN<br />110 030030 INDAH SUSILOWATI<br />111 030043 MUYESSAROH<br />112 030074 KHOIRUL ANAS<br />113 030020 MARIYATUL QIFTIYAH<br />114 030128 FITRI TRISNAWATI<br />115 030129 MUHAMMAD IMADUDDIN<br />116 030003 MOCH. TOFA GHOZALI<br />117 030013 MUHAMMAD ALIFI<br />118 030014 NUR AZIZAH<br />119 030027 M. ABDUL MUTHOLIB<br />120 030059 SISWANTO<br />121 030015 MUKAYAROH<br />122 030116 ADELIA ARI CHRISTIYANI<br />123 030144 WADJI<br />124 030016 MUHAMMAD RIFA'I<br />125 010010 LUKMAN MAULANA<br />126 010087 RISQI RQHMADANI<br />127 010110 YETI ISNAILLY<br />128 010231 AHMAD BAHAUDIN<br />129 010262 MUNICHATUL CHUSNAH<br />130 010097 M.ISMAIL<br />131 010124 UMNIATUL AZIZAH<br />132 010178 MOH. SAID<br />133 010209 SITI ROFIQOH<br />134 010232 IIN ZUBAIDAH<br />135 010080 M. IMAM ASYSARI<br />136 010190 MAHMUDI ZUHRI<br />137 010210 MUHAMMAD SUBHAN<br />138 010128 QURROTA AINI YUNIROMIKA<br />139 010165 MAHFUDZ ZUBAIDI<br />140 010202 FATKHUR ROZAQ<br />141 010207 MUHAMMAD MUDHOFAR<br />142 010217 NUR AFIDAH<br />143 010220 HENI DWI HANDAYANI<br />144 010054 CARIATI<br />145 010109 FI ATHO'ILLAH<br />146 010113 MURTADHO<br />147 010127 FIKA ANJANI<br />148 010131 HASAN BASHORI<br />149 010018 AHMAD SUFANDI<br />150 010199 UUD BUDIARTI<br />151 010172 MAHMUDAH<br />152 010004 NURUL MAGFIROH<br />153 010119 MAHMUDI<br />154 010264 WIWIK ANDANSARI<br />155 010126 ZAINUL ARIFIN ANNUR MU'MIN<br />156 010249 MUKHLAS<br />157 010266 MUHAMMAD SYAFI'I<br />158 010184 ISWANTO<br />159 010021 NURUL LAILIYAH<br />160 010206 MUHAMMAD AZWAR ANAS<br />161 010241 SITI NURHAYATIN<br />162 010191 HADI SULISTIONO WIJAYA<br />163 010173 MUHAMMAD MUKHLIS<br />164 010235 MUKHAMAD HOJALI<br />165 010031 SUMARSIH<br />166 010065 MAULIDA HUSNAH<br />167 010030 DENI PUSPITASARI<br />168 010179 CHUSNUL AZIZAH<br />169 010236 NAHROJI<br />170 010243 AHMAD ULIL ABSHOR<br /><br /><br /><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-49518389629393051702011-03-16T22:34:00.000-07:002011-03-16T22:51:16.817-07:00Ketentuan Lomba Dalam Rangka Lustrum Ke- VI UNISMASobat fai...dalam beberapa bulan terakhir ini Unisma tengah disibukkan dengan kegiatan dalam rangka lustrum keenam sebagai pembuktian eksistensi perguruan tinggi Islam di tengah-tengah terpuruknya beberapa perguruan tinggi sejenis, baik di kota <span class="fullpost">Malang sendiri maupun di seluruh Indonesia pada umumnya.<br /><br />Sobat fai, menyambut lustrum keenam ini, universitas Islam Malang mengadakan berbagai kegiatan baik yang bernuansa akademik maupun sosial lainnya, baik yang melibatkan masyarakat akademik maupun masyarakat sosial pada umumnya yang berada di sekitar kampus unisma. Kegiatan lustrum ini diharapkan mampu menegaskan eksistensi unisma dan mampu memberikan sumbangsih terbaik bagi dunia kampus maupun di luar kampus.<br /><br />Salah satu dari kegiatan lustrum yang dilaksanakan oleh Unisma adalah perlombaan penulisan karya Ilmiah Remaja ( KIR ) untuk siswa-siswi SMU / sederajat di sekitar kota Malang. Selain perlombaan penulisan KIR kegiatan lustrum diisi juga dengan lomba pidato bahasa asing ( Inggris dan Arab ) untuk tingkat SMU / sederajat. Dan yang tidak kalah menarik unisma juga mengadakan lomba Musabaqah Syarhil Qur'an ( MSQ ) untuk pelajar tingkat SMU / sederajat. Bagi madrasah Aliyah atau Sekolah Menengah Umum yang ingin berpartisipasi dalam ketiga lomba ini, silahkan mengunduh aturan main / ketentuan ketiga lomba tersebut. Keterangan dan teknis pelaksanaan lomba dapat dilihat dalam file-file berikut ini.<br /><br />Download ketentuan lomba :<br />1. <a href="http://www.ziddu.com/download/14221009/KETENTUANMSQ.doc.html">Lomba MSQ</a><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/14220999/KETENTUANLOMBAPIDATO.doc.html">Lomba Pidato</a><br />3. <a href="http://www.ziddu.com/download/14220986/KETENTUANLOMBAKIR.doc.html">Lomba Penulisan KIR</a></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-32328794604938872642011-03-10T01:12:00.000-08:002011-03-10T02:03:14.530-08:00Beasiswa Perkuliahan S1 Prodi PAI tahun 2011<blink style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);">BEASISWA</blink><br />Diumumkan kepada para Guru RA/Madrasah bahwa Universitas Islam Malang kerjasama dengan Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Republik Indonesia akan menyelenggarakan Program Peningkatan Kualifikasi guru RA/Madrasah yang belum <span class="fullpost">berpendidikan jenjang S-1 Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Guru Madrsah Ibtidaiyah (PGMI). Oleh sebab itu bagi yang berminat dapat mendaftarkan diri dengan ketentuan sebagai berikut :<br /><br />A. Persyaratan<br /><br />1. Legalisir Ijazah SLTA/sederajat, dan bagi lulusan D2/D3 Ijazah dan Transkrip Nilai sebanyak 4 lembar ;<br />2. Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar ;<br />3. Surat keterangan mengajar dari Kepala RA/Madrasah 1 lembar ;<br />4. Surat Ijin Belajar dari Kepala Sekolah 1 lembar ;<br />5. Pas foto berwarna ukuran 3 x 4 : 3 lembar ;<br />6. Mengisi formulir pendaftaran yang di syahkan oleh Kasi Mapenda Kabupaten/Kota;<br />7. Tidak sedang studi di Perguruan Tinggi dan tidak menerima beasiswa dari Instansi lain, dengan mengisi surat pernyataan bermeterei 6000 ;<br />8. Mengisi surat pernyataan kinerja bermeterei 6000 ;<br />9. Usia pendaftar tidak boleh lebih dari 45 tahun pada bulan Agustus 2011 ;<br />10. Calon pendaftar harus datang sendiri dan tidak boleh diwakilkan.<br /><br />Semua persyaratan mulai nomor 1 s/d 6 dimasukkan dalam stopmap untuk ;<br /><br />a. Jurusan PAI; dari lulusan SLTA berwarna <span style="color: rgb(255, 0, 0);">merah</span>, D2 dan D3 berwarna <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Hijau</span>.<br />b. Jurusan PGMI; dari lulusan SLTA berwarna <span style="color: rgb(255, 255, 51);">Kuning</span>.<br /><br />B. Waktu Pendaftaran dan Pengumuman<br /><br />1. Pendaftaran di mulai sejak tanggal 28 Maret s/d 16 April 2011<br />2. Tempat pendaftaran di Kantor Kualifikasi Guru RA/Madrasah Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang, Jl.MT.Haryono 193 Malang Telp.(0341) 551932 psw 126 atau 0341-580547 psw 103 pada jam 13.00 – 16.30 WIB<br />3. Tes tulis di laksanakan tanggal 15 Mei 2011, jam 08.30 WIB s/d selesai.<br />4. Pengumuman hasil seleksi ujian tes tulis pada tanggal 28 Mei 2011, bagi yang lulus tes tulis harus mengikuti tes membaca Al-Qur’an dan Psikotes pada tanggal 2 Juni 2011.<br />5. Pengumuman kelulusan menjadi peserta Program Kualifikasi Guru RA/Madrasah dapat dilihat di papan pengumuman FAI Unisma atau Website FAI (fai-unisma-malang.blogspot.com) pada tanggal 18 Juni 2011.<br /><br />C. Lain-Lain<br /><br />1. Segala keputusan panitia terkait dengan deterima tidaknya calon peserta peningkatan Kualifikasi Guru RA/Madrasah ke jenjang S-1 Jurusan PAI dan PGMI di FAI Unisma tidak dapat di ganggu gugat.<br />2. Bagi yang dinyatakan Lulus seleksi akan mendapatkan biaya studi penuh.<br /><br />Demikian pengumuman ini disampaikan, dan hal-hal yang belum di atur dalam pengumuman ini akan di atur kemudian.<br /><br />Malang, 9 Maret 2011<br />Ketua Program Kualifikasi Guru,<br /><br />Ttd<br /><br />Dr. H. MASYKURI BAKRI, M.Si.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-81996851444159344852011-01-25T17:11:00.001-08:002011-06-04T21:23:30.761-07:00Rekonstruksi Kurikulum FAI UNISMA<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family: verdana;">Sobat Fai, mengelola sebuah lembaga pendidikan di tingkat perguruan tinggi memang membutuhkan keseriusan dan komitmen yang sangat kuat. Masih terngiang dibenaksemua sivitas akademika FAI UNISMA, serentetan kegiatan akademik mulai dari reakreditasi program studi Ahwal al Syahshiyyah,dilanjutkan dengan <span class="fullpost" >akreditasi prodi PGMI dan paling akhir pada bulan desember 2010 kemarin reakreditasi prodi Pendidikan Agama Islam ( PAI ). Belum lagi dengan kesibukan punggawa FAI UNISMA dalam mengelola berbagai Beasiswa yang diperoleh dari Kemenag RI maupun dari Pemprov. Jatim untuk sekitar 1000 lebih mahasiswa, kuliah tanpa biaya sepeserpun. Bayangkan !!!<br /><br />Kegiatan akademik yang sangat padat itu tidak lantas membuat sivitas akademika FAI melupakan kualitas mutu akademiknya dan terlena dalam aktifitas mengajar yang tiada henti. Sebagai salah satu dari upaya memperbaiki kualitas mutu lembaga dan lulusan Fakultas Agama Islam, saat ini tengah disibukkan dengan kegiatan rekonstruksi kurikulum. Sebuah kegiatan yang secara rutin telah dibudayakan oleh dosen-dosen di FAI UNISMA. Kegiatan rekonstruksi kurikulum ini terakhir dilakukan pada tahun 2007 dan menghasilkan satu naskah dokumen kurikulum dengan merujuk pada kompetensi lulusan yang siap bersaing di dunia kerja.<br />Sobat Fai, kegiatan rekonstruksi kurikulum ini dimulai sekitar seminggu yang lalu dengan melibatkan seluruh dosen FAI UNISMA dan dikendalikan oleh sebuah Tim yang ditunjuk oleh pejabat dekan FAI.<br />Adapun agenda kegiatan Tim rekonstruksi ini adalah sebagai berikut :<br /><br /><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <table class="MsoNormalTable" style="width:336.75pt;border-collapse:collapse;mso-padding-alt:0cm 0cm 0cm 0cm" width="449" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style="mso-yfti-irow:0;mso-yfti-firstrow:yes"> <td style="width:31.75pt;border:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="42"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;margin-right: -3.65pt;mso-margin-bottom-alt:auto;text-align:center" align="center"><b>NO</b></p> </td> <td style="width:114.25pt;border:solid windowtext 1.0pt; border-left:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color" valign="top" width="152"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt: auto;text-align:center" align="center"><b>Kegiatan</b></p> </td> <td style="width:190.75pt;border:solid windowtext 1.0pt; border-left:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color" valign="top" width="254"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt: auto;text-align:center" align="center"><b>URAIAN</b></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:1"> <td style="width:31.75pt;border:solid windowtext 1.0pt; border-top:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext" valign="top" width="42"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt: auto;text-align:center" align="center"></p> </td> <td style="width:114.25pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid windowtext 1.0pt;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color" valign="top" width="152"> <p class="MsoNormal">Review Visi-Misi Fakultas dan Prodi</span></p> </td> <td style="width:190.75pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid windowtext 1.0pt;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color" valign="top" width="254"> <p class="MsoNormal">Cermati Visi-Misi Fakultas dari berbagai seginya ( Penggunaan Bahasa, cakupan kompetensi-nya, Kemungkinan Pencapaiannya, Realistis – Utopisnya, Dll )<br /> Cermati Visi-Misi Prodi, berikan evaluasi thd keterkaitan, relevansi dan sinerginya dengan Visi Misi Fakultas. </p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:2"> <td style="width:31.75pt;border:solid windowtext 1.0pt; border-top:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext" valign="top" width="42"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt: auto;text-align:center" align="center"></p> </td> <td style="width:114.25pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid windowtext 1.0pt;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color" valign="top" width="152"> <p class="MsoNormal">Penyempurnaan SKL Masing-masing Prodi</p> </td> <td style="width:190.75pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid windowtext 1.0pt;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color" valign="top" width="254"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; text-align:justify">Sembari mencermati Kekekuatan, Kelemahan, Tantangan dan Ancaman yang ada di sekitar Prodi, rumuskan Standar Kompetensi Lulusan sesuai dengan aspek-aspek Kompetensi yang ditetapkan oleh Peraturan Kemendiknas </p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:3"> <td style="width:31.75pt;border:solid windowtext 1.0pt; border-top:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext" valign="top" width="42"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; text-align:justify"></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:center" align="center">3</p> </td> <td style="width:114.25pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid windowtext 1.0pt;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color" valign="top" width="152"> <p class="MsoNormal">Review Kurikulum Lama</p> </td> <td style="width:190.75pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid windowtext 1.0pt;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color" valign="top" width="254"> <p class="MsoNormal">Cermati naskah kurikulum lama ( baik yang sudah berjalan, kurikulum terbitan Kopertais atau kurikulum hasil proyek peningkatan mutu FAI ) kemudian analisis dan tentukan jenis MK yang dibutuhkan oleh masing-masing prodi untuk mendukung pencapaian Visi-Misi Prodi.</p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:4"> <td style="width:31.75pt;border:solid windowtext 1.0pt; border-top:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext" valign="top" width="42"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt: auto;text-align:center" align="center"></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt: auto;text-align:center" align="center">4</p> </td> <td style="width:114.25pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid windowtext 1.0pt;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color" valign="top" width="152"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; text-align:justify">Pemetaan Mata Kuliah</p> </td> <td style="width:190.75pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid windowtext 1.0pt;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color" valign="top" width="254"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; text-align:justify">Pemetaan Mata Kuliah Cermati Struktur kurikulum yang baru, kelompokkan dalam satu rumpun tersendiri -sesuai dengan jenis kompetensi UU Sisdiknas- dan perhatikan body struktur kurikulum barangkali ada sebaran MK ada yang lebih dominan pada jenis kompetensi tertentu Cermati Struktur kurikulum yang baru, kelompokkan dalam satu rumpun tersendiri -sesuai dengan jenis kompetensi UU Sisdiknas- dan perhatikan body struktur kurikulum barangkali ada sebaran MK ada yang lebih dominan pada jenis kompetensi tertentu</p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:5"> <td style="width:31.75pt;border:solid windowtext 1.0pt; border-top:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext" valign="top" width="42"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt: auto;text-align:center" align="center">5</p> </td> <td style="width:114.25pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid windowtext 1.0pt;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color" valign="top" width="152"> <p class="MsoNormal">Pembebanan SKS</p> </td> <td style="width:190.75pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid windowtext 1.0pt;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color" valign="top" width="254"> <p class="MsoNormal">Setelah mencermati sebaran MK yang ada, berikan pembobotan SKS untuk masing-2 MK dengan memperhatikan proporsi idealnya dalam rangka mendukung kompetensi lulusan masing-masing prodi</p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:6"> <td style="width:31.75pt;border:solid windowtext 1.0pt; border-top:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext" valign="top" width="42"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; text-align:justify"></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt: auto;text-align:center" align="center"><span style="font-size:10.0pt">6</span></p> </td> <td style="width:114.25pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid windowtext 1.0pt;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color" valign="top" width="152"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; text-align:justify">Penentuan Squence Mata Kuliah</p> </td> <td style="width:190.75pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid windowtext 1.0pt;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color" valign="top" width="254"> <p class="MsoNormal">Berdasarkan struktur body kurikulum masing-masing Prodi, kelompokkan MK pada tiap Prodi dengan memperhitungkan rasio idealnya pada setiap semester dan penyebaran jenis kompetensi utama/pendukung/sosial/lainnya termasuk pengelompokkan MK Prasyaratnya/td> </p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:7"> <td style="width:31.75pt;border-top:none;border-left: solid windowtext 1.0pt;border-bottom:none;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext" valign="top" width="42"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt: auto;text-align:center" align="center">7</p> </td> <td style="width:114.25pt;border:none;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color" valign="top" width="152"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; text-align:justify">Review Deskripsi MK Kurikulum Lama</p> </td> <td style="width:190.75pt;border:none;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color" valign="top" width="254"> <p class="MsoNormal">Baca dan cermati deskripsi kurikulum lama, kurikulum proyek dan kurikulum Kopertais. Bandingkan kelebihan masing-2 kurikulum itu dengan cara melihat kebutuhan Prodi untuk mencapai Visi-Misi Prodi. Cermati Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator KD, uraian Materi, strategi Pembelajaran dan Buku Refferensi yang digunakan untuk masing-masing MK.</p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:8"> <td style="width:31.75pt;border-top:none;border-left: solid windowtext 1.0pt;border-bottom:none;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="42"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;margin-right: -3.65pt;mso-margin-bottom-alt:auto;text-align:center" align="center">8</p> </td> <td style="width:114.25pt;border:none;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color" valign="top" width="152"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; text-align:justify">Penetapan Deskripsi MK Kurikulum Baru</p> </td> <td style="width:190.75pt;border:none;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color" valign="top" width="254"> <p class="MsoNormal">Setelah disepakati konsep deskripsi MK untuk masing-masing prodi, Pimpinan Fakultas menerbitkan SK Penetapan Berlakunya Kurikulum Baru </p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:9"> <td style="width:31.75pt;border-top:none;border-left: solid windowtext 1.0pt;border-bottom:none;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="42"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt: auto;text-align:center" align="center">9</p> </td> <td style="width:114.25pt;border:none;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color" valign="top" width="152"> <p class="MsoNormal">Sosialisasi Konsep Kurikulum</p> </td> <td style="width:190.75pt;border:none;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color" valign="top" width="254"> <p class="MsoNormal">Mengundang sivitas FAI Unisma, Stakeholder dan Pakar untuk menggali Second Opinion demi penyempurnaan Kurikulum</p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:10;mso-yfti-lastrow:yes"> <td style="width:31.75pt;border:solid windowtext 1.0pt; border-top:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="42"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;margin-right: -3.65pt;mso-margin-bottom-alt:auto;text-align:center" align="center">10</p> </td> <td style="width:114.25pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid windowtext 1.0pt;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color" valign="top" width="152"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; text-align:justify">Evaluasi dan Revisi 1</p> </td> <td style="width:190.75pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid windowtext 1.0pt;border-right:solid windowtext 1.0pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;border-color:-moz-use-text-color" valign="top" width="254"> <p class="MsoNormal">Evaluasi dan Revisi Hasil dari Sosialisasi ditindaklanjuti dengan perbaikan sesuai kebutuhan</p> </td> </tr> </tbody></table> <br /><br />Hingga hari ini Rabu, 26 Januari 2011 kegiatan masih dalam fase kedua, yakni mencermati visi misi fakultas untuk kemudian di breakdown ke dalam visi-misi program studi yang ada di lingkungan FAI UNISMA. Kerja besar ini diperkirakan akan selesai dalam waktu 3 bulan mendatang. Oleh karena itu harapan dan doa selalu kami panjatkan kepada Allah SWT semoga proyek besar ini menghasilkan kemaslahatan bagi semua pihak yang berkepentingan dengan lulusan FAI UNISMA terutama sekali membawa manfaat untuk dunia pendidikan baik dalam skala lokal maupun di tingkat nasional.<br /><br />Okey sobat FAI berikan kami dukungan dalam membedah kurikulum ini, dukungan dan support sobat semua merupakan energi yang tiada habis-habisnya bagi kami. Salam pendidikan....!!!</span></span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-87950624634266040362011-01-21T17:18:00.000-08:002011-01-21T17:58:24.724-08:00Prodi PGMI UNISMA Telah Terakreditasi<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family: verdana;">Sobat Fai, kabar menggembirakan kembali diterima oleh seluruh sivitas akademika FAI UNISMA yakni dengan turunnya SK Akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional ( BAN ) <span class="fullpost" >PT sekitar 2 hari yang lalu. Dengan turunnya SK Akreditasi tersebut, maka seluruh rakyat Unisma terutama mahasiswa program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah ( PGMI ) Unisma merasa tenang dan percaya diri karena program studi yang baru berusia sangat muda itu sudah mendapatkan pengakuan dan pemeriksaan kelayakan mutu operasional pendidikannya oleh Badan Auditor / Badan Assesment Eksternal yang berwenang di negeri Republik Indonesia tercinta ini. Oleh karenanya para calon alumni yang insya Allah pada bulan Maret ini akan mengikuti perhelatan wisuda sarjana strata satu ( S1 ) tidak lagi dihantui oleh legalitas dan kapabilitas prodi sebagai lembaga yang berwenang dan berkemampuan dalam mengelola kegiatan akademik. Perjuangan untuk mendapatkan pengakuan atas mutu kelembagaan prodi PGMI memang sangat berliku dan terkesan sebagai perjuangan yang amat berat ( All Out ). <br /><br />Hal ini mengingat dari berbagai komponen evaluasi program studi yang ditetapkan oleh BAN PT prodi PGMI tidak memiliki data sebagaimana yang diminta oleh borang akreditasi tersebut. Seperti data tentang jumlah alumni dan pencapaian IPK dari lulusan prodi sama sekali tidak tersedia. Keadaan seperti ini sebenarnya tidak hanya dialami oleh prodi PGMI UNISMA saja, namun hampir seluruh prodi PGMI se Indonesia belum memiliki lulusan karena kelahiran prodi PGMI ini serentak sama di seluruh Indonesia yang rata-rata berusia masih sangat muda, yakni dibentuk pada akhir tahun 2007. Hanya saja prodi PGMI UNISMA didukung oleh ketersediaan beberapa data tentang komponen evaluasi yang secara umum masuk dalam kategori : sangat baik. Penyediaan kurikulum yang disusun hasil kerjasama dengan konsorsium prodi PGMI secara Nasional yang tergabung dalam projrct LAPIS PGMI sebuah lembaga pendidikan dari Australia sangat membantu prodi dalam memperkuat kapasitas dan performa prodi untuk mengelola kegiatan pembelajaran di kampus. <br /><br />Begitu juga dengan ketersediaan berbagai sarana dan prasarana pembelajaran juga sangat mendukung prodi PGMI untuk mendapatkan pengakuan atas mutu prodi dari BAN PT. Dengan kata lain amat rasional bila prodi PGMI memperoleh pengakuan atas mutu penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan dari lembaga BAN PT tersebut.<br />Sobat Fai tercinta, dengan turunnya SK akreditasi tersebut tidak lantas membuat punggawa prodi PGMI menjadi terlena dan terlelap dalam kegembiraan sesaat. Bapak M. Afifullah, M.Pd selaku Ketua Prodi sudah mempersiapkan berbagai program jangka pendek dan program jangka panjang untuk meningkatkan kinerja prodi menjadi lebih baik lagi. Proyeksi ke depan berupa reakreditasi dan pengurusan laporan perpanjangan operasional prodi sudah ada dalam agenda besar prodi ini. Dengan demikian bantuan tenaga dan pikiran dari semua sivitas akademika UNISMA dan lulusan / alumni sangat kami harapkan.<br /><br />Keberhasilan memperoleh status akreditasi ini adalah bagian dari hadiah dan persembahan warga FAI UNISMA kepada kampus tercinta Universitas Islam Malang yang pada saat ini tengah menghelat kegiatan Lustrum Unisma ke-enam yang sarat dengan tema humanis, civil society dan penciptaan lingkungan akademik dengan memadukan budaya serta perilaku akademik bagi insan di dalamnya.Selamat bekerja punggawa prodi PGMI, terimakasih dukungan dan kesabaran mahasiswa PGMI, dan terimakasih juga dukungan dari berbagai lapisan masyarakat yang peduli dengan perkembangan kampus tercinta.</span></span></span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-25128642367847880952011-01-02T00:39:00.000-08:002011-01-26T21:47:51.731-08:00Beasiswa Penuh Bagi Guru PAI di Lingkungan Kemendiknas<div style="text-align: justify;"><span style=";font-family:trebuchet ms;font-size:85%;" >FAI UNISMA kembali memberikan kesempatan memperoleh <span style="color: rgb(204, 51, 204);"><blink>beasiswa</blink></span> penuh bagi guru Pendidikan Agama Islam yang berada dalam linkup Kerja<span style="color: rgb(204, 0, 0);"> <span style="font-weight: bold;">Kemendiknas RI </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);">dan bukan untuk guru yang berada<span class="fullpost"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> dalam wilayah kerja</span> <span style="color: rgb(0, 153, 0); font-weight: bold;">Kemenag RI</span>. <span style="color: rgb(0, 0, 0);">Sekali lagi beasiswa ini khusus bagi guru PAI yang berada di lingkungan wilayah kerja Kemendiknas. Seperti biasanya beasiswa ini memberikan kesempatan kepada calon mahasiswa untuk kuliah di FAI UNISMA tanpa dipungut biaya sepeser-pun mulai semester I hingga wisuda ( selama 4 th ). Berikut ini adalah pengumuman dari Panitia Penerimaan Mahasiswa Program Beasiswa Guru. Siapa Cepat dia dapat....<br /><br />PENGUMUMAN BEASISWA<br />No: 02 /L.48/U.XII/2010<br /><br /><br />Diumumkan kepada para Guru PAI pada TK, SD, SDLB, SMP, SMPLB, SMA, BUKAN GURU RA, MI, MTs, MA dan bukan Guru Kelas pada sekolah, bahwa Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang kerjasama dengan Direktorat Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Kementerian Agama RI akan menyelenggarakan Program Peningkatan Kualifikasi S1 guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Jurusan Pendidikan Agama Islam. Oleh sebab itu bagi yang berminat dapat mendaftarkan diri dengan ketentuan sebagai berikut :<br /><br />A. Persyaratan<br />1. Fotocopy Legalisir terbaru Ijazah SLTA, sebanyak 3 lembar<br />2. Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar<br />3. Surat keterangan mengajar dari Kepala Sekolah 1 lembar<br />4. Surat Ijin Belajar dari Kepala Sekolah 1 lembar<br />5. Pas foto berwarna ukuran 3 x 4 : 3 lembar<br />6. Mengisi formulir pendaftaran yang di syahkan oleh Kasi Mapenda Kabupaten/Kota<br />7. Tidak sedang studi di Perguruan Tinggi dan tidak menerima beasiswa dari Instansi lain, dengan mengisi surat pernyataan bermaterei 6000<br />8. Mengisi surat pernyataan kinerja bermaterei 6000<br />9. Mengisi formulir data identitas diri<br />10. Usia pendaftar tidak boleh lebih dari 48 tahun<br />11. Calon pendaftar harus datang sendiri dan tidak boleh diwakilkan.<br />12. Semua persyaratan mulai nomor 1 s/d 9 dimasukkan dalam stopmap berwarna Hijau.<br /><br />B. Waktu Pendaftaran dan Pengumuman<br />1. Pendaftaran di mulai sejak Desember 2010 s.d <blink><span style="font-weight: bold;">12 Februari 2011</span>,</blink><br />2. Tempat pendaftaran di Kantor Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang, Jl. MT. Haryono 193 Malang Telp. 0341-580547 pesawat 104 pada hari kerja jam 08.00–14.00 Wib<br />3. Seleksi Administrasi dan Tes tulis maupun lisan akan diatur kemudian.<br />4. Membayar Biaya Pendaftaran.<br />5. Pengumuman kelulusan menjadi peserta Program Kualifikasi Guru PAI pada sekolah dapat dilihat di papan pengumuman FAI Unisma.<br /><br />C. Lain-Lain<br />1. Segala keputusan panitia terkait dengan deterima tidaknya calon peserta peningkatan Kualifikasi Guru PAI pada sekolah jenjang S-1 Jurusan PAI di FAI Unisma tidak dapat di ganggu gugat<br /><br />Demikian pengumuman ini disampaikan, dan hal-hal yang belum di atur dalam pengumuman ini akan di atur kemudian.<br /><br />Malang, 6 Desember 2010<br />a.n. Dekan,<br />Koord. Program,<br /><br />Ttd<br /><br />Dr. H. Masykuri Bakri, M.Si.</span></span></span></span></span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-29648695650981255962010-11-04T02:52:00.000-07:002011-09-13T02:59:08.831-07:00testingUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-50895217828854788632010-10-16T20:48:00.000-07:002010-12-31T04:36:34.243-08:00Islam Rahmatan Lil ' Alamin : Sebuah Jargon Islam Yang Sarat Makna<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:arial;">Seringkali kita membaca dari berbagai sumber dan refferensi yang tersebar luas di berbagai perpustakaan Islam, bahwa Islam adalah agama yang penuh rahmat dan memberi kemanfaatan yang <span class="fullpost">luar biasa bagi nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai ummat Islam kita harusnya bangga dengan 'proklamasi' al Qur'an itu.Namun kebanggaan itu harusnya diikuti dengan kesadaran tentang realisasi dari pernyataan itu. Benarkah pernyataan al Qur'an itu telah berhasil kita wujudkan ? dari sudut pandang mana kita bisa mengaku sebagai ummat yang mengemban misi menebar rahmat di muka bumi ini ? prestasi besar apakah yang kita persembahkan kepada ummat manusia di muka bumi ini sebagai bentuk rahmatan lil alamin itu ? capaian-capaian spektakuler apakah yang kita catatkan dalam relung hati umat manusia sehingga mereka patut mengenang kita sebagai umat terbaik di jagad raya ini ?? mungkinkah semua pertanyaan-pertanyaan itu bisa kita jawab dengan mudah ??<br />Sobat FAI tercinta...mengemban amanah untuk memakmurkan dunia bukanlah sekedar barisan deret kata yang kosong dari pembuktian. Ummat Islam punya gawe besar untuk bisa merealisir keinginan al Qur'an menjadi Khalifah fi al 'Ardl dengan segala tantangan dan hambatan yang menyertainya. Suatu 'proyek maha besar' yang tidak cukup diselesaikan dengan apologi retorika belaka. Alangkah mudahnya merancang argumentasi verbal untuk membuktikan bahwa kita ummat Islam adalah ummat terbaik ( Khaira Ummah ) yang diciptakan Sang Pengatur Alam Raya ini. Jika argumentasi verbal ini diucapkan dihadapan forum yang terbatas, dari kalangan sendiri, jama'ah sendiri tentu tidak menimbulkan banyak komentar. Namun bila pengakuan ini disampaikan dalam forum lintas doktrinal, lintas culture, lintas intelektual dan lintas sektoral bisa jadi akan menimbulkan banyak persepsi. Mulai dari yang simpati dengan jargon khalifah fi al 'Ardl, meski juga ada yang sekedar berempati, tidak menutup kemungkinan sikap antipati akan ditunjukkan oleh berbagai kalangan yang menuntut bukti kebenaran jargon itu. Sebagai ummat Islam yang baik, apa yang sudah kita persiapkan untuk membuktikan bahwa Islam adalah rahmat lil 'Alamin itu..???<br />Sobat FAI tercinta, nilai Kebenaran tidak berdiri di atas jalinan kata-kata metafor yang meliuk-liuk membingungkan pendengar atau pembaca kalimat itu. Kebenaran yang disembunyikan dalam sebuah susunan kalimat hanya akan menimbulkan tanda tanya besar akan implementasi-nya dalam realitas kehidupan yang serba positivisme ini. Kebenaran yang hanya disandarkan pada dalil-dalil positivisme belaka juga kering dari nilai spiritualisme. Oleh karena itu kebenaran sejati haruslah didukung oleh pembenaran secara logis, rasional, argumentatif, filosofis dengan keharusan membuktikan secara zhahir ( positivisme ) kebenaran yang bersifat logosentris itu. Barulah kita bisa disebut sebagai ummat yang mengemban amanah Rahmat lil 'Alamin itu bila kita mampu merealisasikannya dalam kehidupan nyata dan tidak sekedar ucapan kosong tanpa makna.<br /><br />Bersambung...</span></span></span><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6344148410968534289.post-82498042600114327612010-09-21T19:20:00.000-07:002010-12-31T04:40:23.801-08:00Orientasi Pendidikan Mahasiswa Baru T.A 2010-2011 Unisma<div style="text-align: justify;font-family:arial;"><span style="font-size:85%;">Hari senin tanggal 20 september 2010 adalah hari yang penuh suka cita bagi mahasiswa baru Universitas Islam Malang. Pada hari ini dilaksanakan kegiatan orientasi pendidikan Maba 2010 yang <span class="fullpost">pada intinya bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa pada dunia kampus. Selama seminggu mahasiswa diharuskan mengikuti sejumlah kegiatan yang telah dirancang secara detil oleh panitia ordik yang diorganisir oleh lembaga kepresidenan di tingkat universitas.Kegiatan ordik kali diikuti oleh hampir 900 mahasiswa baru yang terdiri dari 10 fakultas se Unisma. sejumlah agenda kegiatan telah dirancang oleh panitia ordik, baik di tingkat universitas maupun fakultas.<br />Pelaksanaan Ordik kali ini berbeda dengan pelaksanaan ordik sebelumnya, sebab selama ini ordik atau ospek pada masa-masa sebelumnya terlalu mengeksploitasi 'tenaga fisik' mahasiswa dan secara umum tidak berdampak secara signifikan terhadap pemahaman dan pengetahuan mahasiswa tentang situasi dan dunia kampus yang akan dimasukinya. Dalam penyelenggaraan ordik kali ini mahasiswa baru akan dibimbing oleh panitia dan dosen yang akan memberikan informasi terupdate tentang seluk beluk dunia kampus, termasuk informasi tentang cara-cara berinteraksi dengan masyarakat di sekitar kampus.<br />Pendampingan oleh dosen baik dari kalangan pejabat kampus atau dosen biasa, diarahkan pada pengenalan cara-cara dan mekanisme pembelajaran yang akan ditempuh oleh mahasiswa nantinya. Model pembelajaran di tingkat sekolah menengah tentu berbeda dengan proses pembelajaran di tingkat universitas, oleh karena itu mahasiswa perlu melakukan adaptasi dan penyesuaian diri dengan cara pemberian informasi secara umum metode belajar efektif di perguruan tinggi. Materi ordik beragam mulai pada pengenalan kampus : sejarah berdirinya Unisma, pejabat dan pimpinan Unisma, tugas pokok dan fungsi masing-masing pejabat dan unit yang terkait erat dengan kepentingan mahasiswa , hingga diskusi masalah-masalah keagamaan dan keilmuan kontemporer sebagai langkah awal dalam mengantarkan mahasiswa menuju insan cendekia sejati.<br />Selamat datang mahasiswa baru...selamat berjuang mengemban amanah memakmurkan bumi ini...semoga Allah SWT meridhai upaya dan usaha anda menjadi mahluq yang berkualitas dan bermanfaat untuk agama, bangsa dan Negara Indonesia tercinta.<br /><br />Salah satu sudut upacara ordik maba 2010...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHG5nax7gTPZQ9buyriYznwjAQbFN-9SNsYlUPDQoO26cI2VR46k6YD2tcXNchydyUGTPhqv_mc-_SyG0CygLBHYTHNXB_9k5uoxdHpGue4proTOKTMM1-Mz5ZyF-fn7k7KTxkCYELmwo/s1600/09-21-10-073421.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 310px; height: 232px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHG5nax7gTPZQ9buyriYznwjAQbFN-9SNsYlUPDQoO26cI2VR46k6YD2tcXNchydyUGTPhqv_mc-_SyG0CygLBHYTHNXB_9k5uoxdHpGue4proTOKTMM1-Mz5ZyF-fn7k7KTxkCYELmwo/s320/09-21-10-073421.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5519565273477494530" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjRiB1UJC7DQMlPffI28bkjuWP4AuPwdYUEgL6nPEhisq8QiCEAB6G24Kh0Yl-HRI7n9x0kq67Wc5uqQ_i9DxOa_fQjTl6lLYwRMJWn_ISW4u7xTShmQl_H9X7UHPytZikdLUAaisQCOc/s1600/09-21-10-073523.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 310px; height: 231px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjRiB1UJC7DQMlPffI28bkjuWP4AuPwdYUEgL6nPEhisq8QiCEAB6G24Kh0Yl-HRI7n9x0kq67Wc5uqQ_i9DxOa_fQjTl6lLYwRMJWn_ISW4u7xTShmQl_H9X7UHPytZikdLUAaisQCOc/s320/09-21-10-073523.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5519566168652533074" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIZhpGF5oNp480q66moWsDb3ebNcCUsfWF52TlN8_gzcizk0qLzg_mYFuT5M64e9n25OmHS1dbSaOrdbRGH2AV_blvcbGh1yMsrb4tZsy4InnCX5HzxF1-hF18XDvWfMc-HzOi6cnHFkQ/s1600/09-21-10-073512.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 310px; height: 231px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIZhpGF5oNp480q66moWsDb3ebNcCUsfWF52TlN8_gzcizk0qLzg_mYFuT5M64e9n25OmHS1dbSaOrdbRGH2AV_blvcbGh1yMsrb4tZsy4InnCX5HzxF1-hF18XDvWfMc-HzOi6cnHFkQ/s320/09-21-10-073512.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5519565787601572994" border="0" /></a><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqqQN2By2UqFpvwNFM3-WHKRSwGsDAK1S-7E8SBuioRe6MaAhGFCG5xVmkOUyGp8eq17Xm6CHJ7LCHr5EVZj3k6mxS24bymD3vwty-sfSQ_vM3_frlKXy5cfJ1eWxrVsUfHSzt84lVJkg/s1600/09-21-10-073433.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 310px; height: 232px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqqQN2By2UqFpvwNFM3-WHKRSwGsDAK1S-7E8SBuioRe6MaAhGFCG5xVmkOUyGp8eq17Xm6CHJ7LCHr5EVZj3k6mxS24bymD3vwty-sfSQ_vM3_frlKXy5cfJ1eWxrVsUfHSzt84lVJkg/s320/09-21-10-073433.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5519565531327007218" border="0" /></a><br /><br />Sudut lain ordik maba 2010...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNXHZfsgGbrBtKJjeI2iSJwucE31keaJvTkdnjpJHIyS07bhQ7mQ3-ke9Dr_lNgDVEnT2AIG5qA-DA_jjGOS1nWhjKmPgqJY23eUzifD7bvkOODaTWC0FdM94gi2Yb5fLCQSTq5415dgM/s1600/09-21-10-073540.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 310px; height: 231px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNXHZfsgGbrBtKJjeI2iSJwucE31keaJvTkdnjpJHIyS07bhQ7mQ3-ke9Dr_lNgDVEnT2AIG5qA-DA_jjGOS1nWhjKmPgqJY23eUzifD7bvkOODaTWC0FdM94gi2Yb5fLCQSTq5415dgM/s320/09-21-10-073540.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5519566533146486418" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAOFR2K39kJRh5gTvI_DZK-j90OSLfnesIIy3U5m8Wfim-_fELG_iKiCoKrGLIh5v7zOuwBtdukfvs-SC2k83yutH6uYNqCdb40HQ1lCZ1Yudq0FMPcti0KhD_jh21VgitBE8t-aozYZM/s1600/09-21-10-073757.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 311px; height: 232px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAOFR2K39kJRh5gTvI_DZK-j90OSLfnesIIy3U5m8Wfim-_fELG_iKiCoKrGLIh5v7zOuwBtdukfvs-SC2k83yutH6uYNqCdb40HQ1lCZ1Yudq0FMPcti0KhD_jh21VgitBE8t-aozYZM/s320/09-21-10-073757.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5519567706405223426" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7Mrpsi8z8EnKz3XBQI89I4ZeIyeNwexZ5L84pkwitTkzbKpdHdNn3EyuT8am9BRMkXE6UIwVZMOmz14bI3J3D9-Q1BWD8i4vrKEZiufWdY_CvaPne8Ji4TjTmhpbCA47YFAzUbTi_ak0/s1600/09-21-10-073554.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 310px; height: 233px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7Mrpsi8z8EnKz3XBQI89I4ZeIyeNwexZ5L84pkwitTkzbKpdHdNn3EyuT8am9BRMkXE6UIwVZMOmz14bI3J3D9-Q1BWD8i4vrKEZiufWdY_CvaPne8Ji4TjTmhpbCA47YFAzUbTi_ak0/s320/09-21-10-073554.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5519567400052407970" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0mhkW7_2PBU6RWisCgUfAljUigGX4q67bXoaPYk0skDhF0nczlt6yiX2crkTGb5qzpP0BBiTpTZ9a5eobjxy1I_s7bK-if9BqbwRaHyZLSiRjgMew5weI5A0qGZ9KMfa8DC0IdjIcDAk/s1600/09-21-10-073821.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 310px; height: 233px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0mhkW7_2PBU6RWisCgUfAljUigGX4q67bXoaPYk0skDhF0nczlt6yiX2crkTGb5qzpP0BBiTpTZ9a5eobjxy1I_s7bK-if9BqbwRaHyZLSiRjgMew5weI5A0qGZ9KMfa8DC0IdjIcDAk/s320/09-21-10-073821.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5519567944066020402" border="0" /></a><br /></span></div></span>Unknownnoreply@blogger.com0